
Pengangkatan Jenderal Pol. Idham Azis (lulusan Akpol tahun 1988 A) menjadi Kapolri. Kemudian Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono (lulusan Akpol tahun 1988 A) menjadi Wakil Kapolri.
Selanjutnya Komjen Pol. Agus Andrianto (lulusan Akpol tahun 1989) menjadi Kepala Badan Harkam Mabes Polri. Berikutnya Komjen Pol. Listyo Sigit Pramono (lulusan Akpol tahun 1991) menjadi Kepala Badan Reskrim Mabes Polri.
Dan Irjen Pol. Nana Sujana (lulusan Akpol 1988 A) menjadi Kapolda Metro Jaya (tipe A Khusus) adalah merupakan pemakna strategis dan penanda teknis terhadap jajaran kepemimpinan tertinggi dan utama institusi Polri.
Pemakna dan penanda ini menorehkan Peta Jalan dan Arah Konfigurasi Baru Polri sebagai sebuah rangkaian panjang dan lama tak terbatas mengenai Pengabdian Polri bagi Indonesia Maju.
Peta jalan dan arah konfigurasi baru Polri, semakin bergerak dan bermuara pada percepatan, perkuatan, dan peningkatan pengabdian Polri bagi kualitas Indonesia Maju. Penulis mengenal dekat dan sudah berkenalan lama dengan para pemimpin dan pejabat utama Polri ini di atas.
Secara jernih, obyektif, dan faktual, memang para perwira tinggi Polri yang dipromosikan menjadi pemimpin dan pejabat utama Polri ini adalah figur-figur yang telah berpengalaman dan sudah berprestasi. Juga merupakan pilihan terbaik untuk dipromosikan karena berbasis pada integritas, kualitas, kredibilitas, kapasitas, profesionalitas, dan loyalitas “Merah Putih” masing-masing sebagai Bhayangkara Negara.
Baca Juga: Ideologi Pancasila Menjawab Tantangan Moral Dan Intelektual Era Milenial
Wilayah hukum Polda Metro Jaya adalah satu-satunya Polda di seluruh Indonesia yang bertipe (berkelas dan berkategori) A Khusus.
Polda Metro Jaya beberapa tahun terakhir ini dipimpin Kapolda yang lulusan Akpol tahun 1988 A sebanyak tiga orang (tiga kali) dan lagi pula secara berturut-turut, yaitu:
- Jenderal Pol. Idham Azis,
- Komjen Pol. Gatot Eddy Pramono, dan
- Irjen Pol. Nana Sujana.
Polda Metro Jaya, juga pernah dipimpin Kapolda yang lulusan Akpol (Akabri Kepolisian) tahun 1970 sebanyak empat orang (empat kali) tetapi tidak secara berturut-turut yaitu: Irjen Pol. Hamami Nata dan Komjen Pol. Noegroho Djajusman. Kemudian Kapolda Metro Jaya dijabat lulusan Akpol tahun 1971 yaitu, Komjen Pol. Nurfaizi Suwandi.
Selanjutnya Kapolda Metro Jaya kembali dijabat lagi dua perwira tinggi lulusan Akpol tahun 1970, yaitu, Irjen Pol. Mulyono Sulaiman dan Komjen Pol. Sofjan Jacoeb. Saat itu, periodisasi kepemimpinan sebagai Kapolda Metro Jaya berlangsung ketika masa transisi dari era memasuki awal reformasi sampai era memulai awal reformasi.
Pengabdian Polri bertumpu dan berkembang pada simpul pengembangan sistem dan manejemen beserta pembangunan kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya Polri.
Materi dasar dan kandungan inti dari perihal ini secara terencana dan terarah berorientasi terhadap percepatan dan perkuatan kualitas institusi Polri dan sumber daya manusia (SDM) Polri yang unggul dan kompetitif.
Pengabdian Polri juga berakar dan bertumbuh pada simpul peningkatan dan percepatan peran, fungsi, tugas, dan tanggungjawab Polri dan jajaran secara menyeluruh.
Muatan pengabdian diperuntukkan bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat bangsa Indonesia serta bagi kebangkitan dan keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kedua akar tumbuh pengabdian ini diletakkan dan dibumikan dalam kerangka pengembangan dan pemberdayaan rumah besar masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia Raya untuk percepatan pembangunan Indonesia Maju yang diproklamasikan 17 Agustus 1945.
Selanjutnya Reformasi dan transformasi SDM Polri