

Barakata.id- Produk makanan halal Indonesia rangking 2 dunia berdasarkan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2022 yang dirilis DinarStandard, 31 Maret 2022 lalu.
Sementara itu, Malaysia meraih ranking satu untuk kategori makanan dan minuman halal. Sedangkan untuk kategori fashion serta farmasi dan kosmetik, Indonesia menduduki peringkat tiga dan sembilan.
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Aqil Irham mengatakan, prestasi yang diperoleh Indonesia ini menjadi kabar baik.
Baca Juga:
- Logo Halal Dinilai Jawa Sentris, Begini Pembelaan Kemenag
- Otoritas Cina Minta Logo Halal di Restoran Dicopot
“Satu tahap lagi upaya kita untuk memenangkan produk halal food kita sebagai yang nomor satu. Kita menuju nomor satu dunia,” ungkapnya di Jakarta, Jumat (1/4/22), dikutip dari laman resmi Kemenag.
Aqil Irham mengatakanlaporan SGIE tahun 2022 juga menyebutkan, Indonesia masih menduduki peringkat ke-4 dunia dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah.
Tiga peringkat di atas Indonesia adalah Malaysia, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab.
Pemeringkatan eskosistem ekonomi syariah mencakup keuangan syariah, makanan/minuman halal, modest fashion, farmasi dan kosmetik, wisata ramah muslim, media, dan rekreasi.
Menurut Aqil Irham, SGIE 2022 juga mencatat sejumlah kemajuan signifikan yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia.
Kemajuan tersebut antara lain penyesuaian regulasi jaminan produk halal dalam rangka mempercepat, menyederhanakan dan memperjelas proses, dan memfasilitasi sertifikasi halal untuk usaha mikro dan kecil (UMK).
Pemerintah Indonesia, melalui BPJPH, juga dinilai telah mengambil berbagai langkah untuk memperkuat ekosistem makanan halal.
Baca Juga:
- ASN Kemenag Diminta Bijak Bermedsos, Ini 8 Hal yang Diatur
- Jelang Ramadan, Saudi Akan Bagikan Al Quran dan Kurma di Indonesia
“Misalnya, BPJPH memiliki program sertifikasi halal gratis untuk pelaku UMK yang tentunya sangat terdampak pandemi Covid-19,” sebut Aqil.
Ikhtiar lain yang dilakukan BPJPH dalam meningkatkan layanan sertifikasi halal adalah transformasi digital (kodifikasi dan digitalisasi sertifikat halal), serta pelatihan capacity building online guna mendukung target sertifikasi halal.
“Saya setuju dengan proyeksi Global Islamic Economy Indicator (GIEI), bahwa Indonesia memiliki prospek yang sangat baik dan menjanjikan untuk investor makanan halal,” kata Aqil. (asrul)