
Barakata.id, Batam – Tarian Legenda Batuampar yang dibawakan Sanggar Givo Dancer berhasil memukau penonton dan Dewan Juri pada final Parade Tari Daerah Kota Batam 2019 di Mall Botania, Batam Centre, Sabtu (20/4/19). Sanggar itu pun dinobatkan sebagai Penyaji Tari Daerah Terbaik I pada event yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam tersebut.
Penilaian tiga dewan juri pada tarian legenda batuampar itu yakni, Raja Rumeli Diska, Paizal Amri, dan Purnawan, Sanggar Givo Dancer tampil apik dan berhasil mengalahkan empat finalis lainnya. Sangsar Givo Dancer berhak atas hadiah uang pembinaan sebesar Rp8 juta, piala, dan piagam serta membawa pulang piala bergilir.
Sanggar Givo Dancer juga akan mewakili Batam mengikuti lomba Parade Tari Daerah di tingkat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Untuk Penyaji Tari Terbaik II diraih Sanggar Wan Sendari 1, dan Penyaji Tari Terbaik III Sanggar Himmari Uvers.
Baca Juga :
Kampung Pelangi Tanjungpinang, Pesona Warna Berbalut Sejarah
Dataran Engku Hamidah, Spot Foto Molek di Batam yang Kental Sejarah Melayu
Sedangkan Penyaji Tari Harapan I, II dan III berturut-turut adalah Sanggar Duta Santarina, Sanggar Wan Sendari 2, dan Sanggar Swarna Dwipa. Dewan Juri juga memberikan predikat untuk Penyaji Garapan Musik Terbaik I kepada Raviadi dan Terbaik II kepada Atmari.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam, Ardiwinata mengatakan, Parade Tari Daerah ini sudah ke-19 kalinya dilaksanakan. Event ini digelar untuk menghimpun para pelaku seni khususnya tari di Batam yang mengembangkan atau menciptakan tari kreasi baru yang berlandaskan tari daerah.
Ardi mengatakan, sejak dihelat pertama kali tahun 2001 silam, peserta yang juara di Parade Tari dan mewakili Batam, sudah 16 kali tampil sebagai juara di Parade Tari tingkat Provinsi Kepri. Kemudian, dua kali juara di ajang Parade Tari Nasional yaitu tahun 2011 dan 2016.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi yang membuka malam final Parade Tari Batam tersebut mengatakan, tahun ini pemerintah memiliki 114 event pariwisata. Ratusan event itu digelar Pemko Batam dan Kementerian Pariwisata.
“Salah satunya adalah Parade Tari ini,” kata dia.
Rudi berharap, melalui Parade Tari ini, kesenian daerah di Batam bisa terus lestari dan terangkat hingga dikenal luas oleh masyarakat internasional. Parade Tari Batam menjadi penegasan bahwa Batam bukan hanya kota industri atau perdagangan, tapi juga kota pariwisata dan seni.
Baca Juga :
Mencicip Lendot, Makanan Khas Melayu yang Melegenda
Disbudpar Batam Gelar Lomba Cipta Lagu Melayu
Sebagai bagian dari wilayah Melayu, masyarakat Batam pun diharapkan tidak melupakan sejarah dan kesenian Melayu. Pemko Batam, lanjut Rudi, akan terus mengupayakan program-program pelestarian kebudayaan Melayu.
“Selain untuk melestarikan seni tradisi, juga untuk mendukung dan mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Batam. Tahun ini, Batam menargetkan kunjungan wisman sampai 2,4 juta kunjungan,” katanya.
Rudi mengajak seluruh elemen masyarakat di Batam agar selalu menjaga Batam tetap kondusif. Hal itu penting agar para turis yang datang merasa nyaman dan betah saat datang berlibur ke Batam.
Selain kesenian dan budaya, Batam juga akan mengembangkan wisata bahari, wisata kuliner, dan religius. Pemko Batam saat ini sedang mengembangkan program wisata berbasis masyarakat.
“Kita kembangkan homestay di tempat-tempat wisata. Masyarakat akan terlibat langsung. Karena itu, kita perlu bersikap ramah, bersama-sama menjaga agar Batam tetap aman sehingga turis nyaman berkunjung ke sini,” ujarnya.
*****