
Barakata.id, Batam – Pengelolaan air di Batam di masa depan bakal lebih terintegrasi dengan dukungan teknologi informasi. Badan Pengusahaan (BP) Batam dan PT MOYA Indonesia sudah menyiapkan digitalisasi pengelolaan air mulai dari produksi hingga tahap pelayanan ke pelanggan.
Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar mengatakan, pengelolaan air bersih di Batam akan beralih dari PT Adhya Tirta Batam ke BP Batam. Selanjutnya, BP Batam menetapkan PT MOYA Indonesia untuk menjalankan operasional selama 6 bulan masa peralihan sebelum ditetapkannya perusahaan yang bakal mengelola air di Pulau Batam.
Kerja sama antara BP Batam dengan PT ATB akan berakhir per 15 November 2020. Setelah PT ATB tak aktif lagi, maka PT MOYA yang akan mengatur sistem produksi hingga distribusi air di Batam.
Saat ini, BP Batam dan MOYA Indonesia terus melakukan persiapan pengelolaan air bersih dengan intensif. Salah satunya menyiapkan pengelolaan berbasis Teknologi Informasi (IT) yang terintegrasi pada seluruh informasi terkait dengan produksi, distribusi, dan pelayanan pelanggan.
Baca Juga :
- PT MOYA Indonesia dan BP Batam Bentuk Tiga Kantor Pelayanan Air Bersih
- Lupakan ATB, Bayar Air Kini ke BP Batam, Caranya Tetap Sama
- Pengelolaan Air Batam: PT MOYA Siap Datangkan 261 Pekerja, BP Batam Tunggu Karyawan ATB Sampai 13 Oktober
Dendi mengatakan, pada sisi lingkup distribusi, BP Batam dan Moya Indonesia sedang menyiapkan pengelolaan sistem SCADA.
“Dengan sistem ini, seluruh proses yang terjadi akan terintegrasi dengan berbasis komputerisasi yang dapat mengatur dan memonitor semua parameter pada lingkup produksi, distribusi sampai dengan pelayanan,” katanya kepada barakata.id, Kamis (15/10/20).
Selain itu, lanjut Dendi, BP Batam dan Moya Indonesia juga sudah menyiapkan pengelolaan GIS (Geographic Information System). Yaitu melakukan pemetaan titik-titik jaringan perpipaan, tempat pelayanan, konsumen dan aset lainnya.
“Bersama PT MOYA, BP Batam juga menyiapkan pengelolaan hycraulic modelling, yaitu metode jaringan yang diselaraskan dengan jumlah pelanggan dan analisa kubikasi volume air yang dibutuhkan,” kata dia.
Dendi menegaskan, dengan dukungan sistem IT yang kesemuanya berbasis komputer, bertujuan untuk mendukung seluruh rangkaian proses, khususnya pada proses produksi yang disebutkan di awal.
“Semua digitalisasi ini dilakukan sebagai kesiapan BP Batam dan MOYA Indonesia untuk mewujudkan pelayanan pelanggan yang maksimal dan terukur pada masa transisi di SPAM Batam ini,” ujarnya.
Pada prisipnya, sebut Dendi, kesiapan PT MOYA Indonesia dalam mempersiapkan masa transisi 6 bulan ke depan, khususnya dari sisi pengembangan IT dalam SPAM BATAM ini sudah hampir rampung. Disampaing soal teknologi informasi, BP Batam dan PT MOYA juga tengah mempersiapkan sumber daya manusia yang handal.
“Berbagai persiapan terus dilakukan sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat mendukung semua aktivitas sehingga dapat memberikan pelayanan air yang maksimal untuk warga Batam,” pungkas Dendi.
*****
Editor : YB Trisna