Beranda Urban Dunia

Turis Brunei dan Selandia Baru Boleh Masuk Singapura Tanpa Karantina

140
0
Singapura
Terminal 3 Bandara Changi, Singapura. (Foto: Channel News Asia/Jeremy Long)
DPRD Batam

Barakata, SINGAPURA – Singapura akan membuka perbatasannya untuk turis dari beberapa negara saja mulai 1 September 2020.

Dalam keterangan resminya, Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan sejauh ini ada beberapa negara yang berhasil mengendalikan penyebaran virus corona.

“Kami telah memantau situasinya dan menilai ada beberapa negara dan kawasan yang situasi virusnya terkendali dengan baik dan risiko penularannya rendah. Oleh karena itu, kami akan memperbarui langkah-langkah perbatasan kami,” ujar Kementerian Kesehatan Singapura dilansir traveloffpath.com, Sabtu (22/8/2020).

Mulai 1 September, wisatawan dari negara tertentu dapat mengajukan Air Travel Pass (ATP) yang memungkinkan pengunjung memasuki Singapura tanpa harus karantina.

Wisatawan akan dites Covid-19 pada saat kedatangan dan hanya diizinkan beraktivitas di Singapura selama hasil tes coronanya dinyatakan negatif.

Daftar negaranya akan bertambah, tetapi pelancong yang telah menghabiskan 14 hari terakhir berturut-turut di Selandia Baru dan Brunei Darussalam dipastikan memenuhi syarat untuk mendapatkan Air Travel Pass.

Baca Juga: Tamasya Murah ke Singapura, Tempat Wisata yang Bisa Didatangi usai Pandemi

Kebijakan lockdown diambil Singapura sejak Maret 2020 demi mengendalikan virus corona. Kementerian Transportasi Singapura menyatakan pembukaan sektor wisata demi menghidupkan kembali ekonomi negaranya.

“Ini adalah langkah hati-hati kecil untuk mulai membuka kembali penerbangan dan menghidupkan kembali Bandara Changi serta Singapore Airlines,” kata Menteri Transportasi Ong Ye Kung dilansir Kyodo News.

“Demi bertahan hidup, kami harus menjaga perbatasan tetap terbuka. Untuk menggairahkan ekonomi, kami harus memiliki koneksi dengan dunia,” sambung dia.

Dia mengatakan Brunei dan Selandia Baru dianggap telah benar-benar mengendalikan situasi pandemi dengan sangat baik. Kedua negara memiliki tingkat penularan di bawah 0,1 infeksi per 100.000 orang.

Baca Juga: COVID-19: Ekonomi Singapura Bisa Melemah 5%-7%

Wisatawan yang tetap di kedua negara ini dalam 14 hari terakhir berturut-turut sebelum kedatangan mereka di Singapura hanya akan diminta untuk mengikuti tes COVID-19 pada saat kedatangan, tetapi tidak perlu mengisolasi diri mereka sendiri selama beberapa hari seperti wisatawan dari negara lain.

Ivan Tan, juru bicara Changi Airport Group, menyambut baik pengumuman pembukaan kembali pariwisata untuk turis asal Selandia Baru dan Brunei. “Ini memang kabar baik untuk Bandara Changi, dan ini adalah awal yang menggembirakan, enjadi kelanjutan perjalanan udara secara bertahap dari dan ke Singapura,” papar dia.

Singapura mencatat lebih dari 56.000 kasus COVID-19, tetapi sebagian besar terjadi di asrama pekerja migran yang telah dilockdown, dan ada 27 kematian akibat virus corona.

Baca Juga: Meski Resesi Warga Singapura Tetap Kurban di Batam

Selain dua negara itu, Singapura mengizinkan warga negara dari China dan Malaysia. Pelancong dari China diizinkan masuk ke Singapura untuk kunjungan penting, melalui “jalur cepat” atau Travel Fast Lane yang telah ditetapkan antara otoritas provinsi di China yang sudah terpilih dan Singapura.

Penduduk dari China yang secara resmi disponsori oleh bisnis Singapura diizinkan masuk ke negara itu untuk perjalanan bisnis yang penting.

Sedangkan Singapura dan Malaysia telah memulai ‘Reciprocal Green Lane’ (RGL) dan Periodic Commuting Arrangement (PCA) antara kedua negara.

RGL memungkinkan perjalanan lintas batas untuk bisnis penting dan tujuan resmi antara kedua negara.

PCA mengizinkan penduduk Singapura dan Malaysia, yang memegang izin imigrasi jangka panjang untuk keperluan bisnis dan kerja di negara lain, untuk memasuki negara tersebut untuk bekerja.

Baca Juga: Masuk Singapura Wajib Pakai Alat Pelacak, Dirusak Bayar Denda SGD10 Ribu dan Penjara 6 Bulan

Adapun semua pelancong yang tiba di Singapura bertanggung jawab atas biaya perawatan kesehatan mereka sendiri termasuk COVID-19.

Pengunjung sangat disarankan untuk memiliki asuransi perjalanan yang berlaku yang mencakup COVID-19.

Menurut pemerintah Singapura, mereka juga sedang berdiskusi dengan berbagai negara dan wilayah tentang pengembangan pengaturan bilateral untuk perjalanan yang aman.

Editor: Gunawan