Home Kepulauan Riau Pjs Gubernur Kepri: Sekolah Tutup Terus Pendidikan Kita Hancur, Buka Sistem Shif

Pjs Gubernur Kepri: Sekolah Tutup Terus Pendidikan Kita Hancur, Buka Sistem Shif

UMK Batam 2021
Pjs Gubernur Kepri Bahtiar Baharuddin
DPRD Batam

Barakata.id, Tanjungpinang – Aktivitas belajar-mengajar tatap muka di sekolah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sampai sekarang masih banyak berlangsung di rumah. Sekolah belum buka, para siswa pun harus belajar secara daring atau online.

Semua itu karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Hingga kini, pemerintah belum berani memberi kepastian kapan pandemi tersebut akan selesai.

artikel perempuan

Di sisi lain, tidak sedikit orangtua atau wali murid yang mulai mengeluhkan sistem belajar daring tersebut. Selain dianggap tidak efektif dalam menambah ilmu pengetahuan buat si anak, belajar dari rumah juga menambah beban pengeluaran rumah tangga, karena orangtua harus menyediakan perangkat smartphone, pulsa internet, dan tentu saja listrik.

“Kondisi ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut, harus segera kita carikan solusi,” kata Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Bahtiar Baharuddin saat acara Webinar dengan Tema Pilkada Sehat bersama Kepala Dinas Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan Guru Didik se-Provinsi Kepulauan Riau di Gedung Daerah, Tanjungpiang, Rabu (21/10/20) lalu.

Turut hadir pada webinar itu sejumlah pejabat Kepri di antaranya, Plh. Asisten Pemerintahan dan Kesra Sardison, Kepala Badan Kesbangpol Linmas Lamidi, Kepala Dinas Pendidikan M. Dali, Kepala Dinas Kominfo Zulhendri, Juru Bicara Satgas Covid Tjetjep Yudiana serta beberapa perwakilan OPD terkait.

Baca Juga :

Pada kesempatan itu, Bahtiar mengatakan, terkait kegiatan belajar mengajar yang hingga saat ini belum dibuka, dirinya telah menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan Kepri dengan Satgas Gugus Tugas Covid-19 Kepri untuk berdiskusi agar hal ini dicarikan solusinya.

“Kita tidak tahu Covid-19 sampai kapan selesainya. Maka dari itu kita harus mencari skemanya bagaimana agar anak-anak kita ini bisa sekolah dan belajar kembali,” katanya.

“Bisa hancur pendidikan kita jika kita tidak segera carikan solusinya,” sambung Bahtiar.

Bahtiar pun membuka sejumlah kemungkinan agar anak-anak bisa kembali belajar tatap muka langsung dengan guru di ruang kelas sekolah.

“Mungkin bisa dimulai dengan sistem shift (bergantian terjadwal) sehingga lebih sedikit murid yang masuk. Yang perlu diperhatikan, semua harus tetap memperhatikan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, duduknya jaga jarak serta pintu dan jendela semuanya dibuka agar masuk gelombang sinar ultraviolet,” kata dia.

Guru jadi agen perlawanan Covid-19

Pada kesempatan itu, Bahtiar juga menjelaskan secara rinci apa itu Covid-19. Bagaimana bentuk dan jenis virus ini, bagaimana cara penularannya serta bagaimana tindakan pencegahan yang dilakukan agar virus itu tidak menyebar kepada orang-orang disekitar kita.

“Virusnya sangat kecil sekali, yang mana jika virus jenis lain ketika masuk ketubuh dapat terurai oleh pencernaan maka virus ini berbeda karena dia sangat suka dan cocok untuk tinggal di sel tubuh manusia terutama paru-paru. Karena vaksinnya belum siap digunakan hingga saat ini maka yang perlu kita tingkatkan adalah pemahaman bagaimana mencegah penularan virus ini,” jelasnya.

Baca Juga :

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya adalah menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, selalu menjaga kesehatan dengan rutin mengkonsumsi Vitamin C serta Vitamin E.

Tidak berkumpul di ruangan yang ber AC karena virus ini suka tempat yang dingin serta yang paling mudah adalah dengan berjemur atau menjemur semua perlengkapan rumah baik kasur, bantal atau lainnya. Karena gelombang sinar ultra violet dari Matahari bisa menghancurkan virus ini.

Bahtiar menegaskan, penyampaian informasi tentang Covid-19 tidak bisa hanya melalui pemerintah, tapi juga butuh kerja sama semua pihak. Salah satunya para guru-guru di daerah yang tentu dengan pengetahuannya yang cukup dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat.

“Pengetahuan dan pemahaman inilah yang harus kita sampaikan kepada masyarakat agar mereka tidak tergagap-gagap dalam menghadapi kondisi saat ini. Saya yakin jika hal ini disampaikan oleh para guru-guru masyarakat pasti lebih paham. Apalagi kalau di pulau, apa yang dikatakan guru biasanya lebih pasti didengar. Harapannya para guru ini bisa menjadi agen-agen perlawan Covid-19 di daerah,” kata dia.

Terakhir, Bahtiar berpesan agar para guru yang merupakan abdi negara untuk mengedepankan sikap netral pada Pilkada 2020. Ia juga mengimbau para guru untuk berhati-hari dalam menggunakan media sosial baik dalam membuat pernyatan atau berkomentar karena bisa terlacak oleh patroli cyber.

“Kadis Pendidikan tolong pantau para guru jangan sampai tidak netral. Kalau ada terindikasi segera buat teguran keras. Ini adalah bentuk sayang kita kepada guru agar tidak terlibat politik praktis, lebih baik kita yang negur daripada nanti dari Bawaslu lebih berat sanksinya,” pungkasnya.

*****

Editor : YB Trisna

Dapatkan update berita pilihan setiap hari bergabung di Grup Telegram "KATA BARAKATA", caranya klik link https://t.me/SAHABATKATA kemudian join.