

Barakata.id, Batam – Museum Raja Ali Haji Batam semakin lengkap. Satu persatu setiap waktunya ada tambahan koleksi di museum bekas gedung astaka MTQ XXV tingkat nasional tersebut.
Koleksi terbaru dari museum itu, replika kapal perang Malaka’s Welvaren. Koleksi ini dipamerkan di depan Direktur PPK Kemendikbudristek RI, Restu Gunawan saat berkunjung ke Museum Batam Raja Ali Haji, Jumat (11/3/2022).
Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata mengatakan kapal tersebut memiliki nilai historis dalam perjalanan sejarah Kepri. “Replika kapal itu, milik Kerajaan Belanda di masa lalu,” kata Ardi.
Baca Juga:
- Puluhan Kepala Sekolah dari Siak Mengunjungi Museum Batam
- Hari Museum Nasional, Ini Pemenang Lomba Foto dan Puisi Museum Batam
Kapal perang ini tenggelam dalam peperangan yang disebut sebagai perang sosoh. Perang yang dipimpin oleh Raja Haji Fisabilillah yang berada di Pulau Bayan, untuk merebut kembali Pulau Penyengat.
Dalam peperangan itu, pasukan raja haji membuat serangan yang sangat luar biasa. Sehingga membuat pasukan Belanda tak mampu membendungnya.
Dalam beberapa jurnal sejarah, ratusan prajurit Belanda tewas dalam peperangan tersebut. Bahkan kapal perang Malaka’s Welvaren tenggelam beraama komandannya, Arnoldus Lenker.
Kegigihan Raja Haji Fisabillah ini tertulis dalam lembaran sejarah Bangsa Indonesia. Tahun 1997, pemerintah memberikan tanda jasa sebagai Pahlawan Nasional kepada Raja Haji Fisabillah, atas perjuangannya yang berjasa mengusir Belanda.
“Replika kapal ini dibuat oleh anak muda Batam berasal dari Pulau Galang bernama Hamdan,” ujar Ardi.
Tak berhenti hingga mendapatkan replika kapal perang ini. Ardi mengaku akan terus menambah koleksi barang-barang bersejarah.
Baca Juga:
- Delegasi dari 21 Negara Sahabat Kunjungi Museum Batam
- Meriam Zaman Belanda Jadi Koleksi Terbaru Museum Raja Ali Haji
“Berbagai daerah pernah berkunjung ke museum untuk melihat sejarah Batam, ada juga daerah yang menjadikan museum ini sebagai rujukan untuk membangun museum di daerahnya,” ungkap Ardi.
Direktur PPK Kemendikbudristek RI, Restu Gunawan mengapresiasi langkah dari Pemko Batam. Tidak hanya karena memanfaatkan gedung tidak terpakai saja, pujian diberikan juga karena terus menambah koleksi barang bersejarah.
“Banyak daerah lain inginnya membangun, tetapi Pemko Batam luar biasa idenya ada gedung lama dimanfaatkan jadi museum,” ujarnya. (asrul)