
Barakata.id, Sejarah – Meriam zaman Belanda jadi koleksi terbaru Museum Raja Ali Haji. Museum itu didatangkan dari Kecamatan Belakangpadang. Meriam itu saat ini diletakkan di tata pamer tepatnya di bagian Khazanah Masa Belanda.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam Ardiwinata mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya mengisi museum kebanggaan Batam itu.
“Kita bersyukur hari ketujuh setelah diresmikan dapat tambahan koleksi baru berupa meriam dari Belakangpadang,” ujarnya, di Museum Raja Ali Haji di Dataran Engku Putri Batam Center, Kamis (24/12/20).
Baca Juga: Museum Raja Ali Haji Resmi Dibuka untuk Umum
Semenjak diremikan bertepatan dengan Hari Jadi Batam, 18 Desember kemarin, Ardi mengatakan pengunjung terus berdatangan. Mulai dari remaja hingga orang tua.
Tak hanya jadi tempat wisata budaya, museum ini juga bisa menjadi tempat edukasi bagi para pelajar.
Museum ini menampilkan sejarah peradaban Batam, mulai dari zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Adminstratif, masuk sejarah Astaka, Khazanah Melayu dan infrastruktur atau era Batam sekarang.
Sementara itu, Camat Belakangpadang Yudi Admaji mengatakan, meriam itu merupakan saksi bisu perjuangan melawan penjajah.
“Menurut sejarah meriam ini di bawa dari Pulau Buluh ke Belakangpadang sebagai Ibukota Kecamatan Batam pada dekade 80an,” kata Yudi.
Meriam zaman Belanda itu diletakkan di kantor camat lama pada masa Camat Mustafa Saleh. Pada tahun 1992 Kantor Camat Belakangpadang dibangun. Barulah dipindah ke Sekanak Raya pada kepimpinan Camat Said Hasyim. Hingga saat ini, meriam itu sudah 40 tahun di Belakangpadang.
“Sejak itu meriam bersejarah ini kokoh mengapit tiang bendera Merah Putih Kantor Kecamatan Belakang Padang,” katanya.
Yudi mengatakan, dihibahkannya museum itu ke Museum Raja Ali Haji ini menjadi catatan sejarah bahwa Belakangpadang mempunyai peran penting dalam sejarah pembangunan Kota Batam.
Baca Juga : Jam di Simpang Jam Kini Disimpan di Museum Raja Ali Haji
Keberadaan musuem itu, menurut Yudi menjadi motivasi bagi pihaknya untuk mencari benda bersejarah lainnya di Belakangpadang. Sehingga masyarakat Batam semakin mengenal sejarah Belakangpadang.
Perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Yudistira mengatakan meriam ini salah satu aset sejarah di Kota Batam dan Indonesia. Diletakkan di museum salah satu langkah menjaga aset tersebut.
“Museum menjadi pusat pemajuan kebudayaan dan hadiah tersebesar Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD), saya berharap mesuem mengkaji sejarah komprehensif sehingga bisa diceritakan ke anak cucu,” ujarnya.
***
Editor: Asrul R