Beranda Urban Nusantara

Melihat Kiprah Kepala BNN Baru Irjen Petrus Reinhard Golose

106
0
Kepala BNN baru, Irjen Petrus Reinhard Golose. F: merdeka.com
DPRD Batam

Barakata.id, Jakarta – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Irjen Pol Petrus Reinhard Golose sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), menggantikan Komjen Heru Winarko masuk masa pensiun terhitung per 1 Desember 2020.

Irjen Petrus sebelumnya menjabat Kapolda Bali. Ia seorang perwira polisi berlatar belakang reserse. Sepanjang karier kepolisiannya, dia diketahui memiliki banyak pengalaman dalam penanggulangan tindak pidana terorisme.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Baca juga:

Pria kelahiran Manado, 27 November 1965 itu, menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian (AKPOL) tahun 1988 dan pendidikan S1 di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian tahun 1998. Kemudian ia menamatkan Program Magister Manajemen tahun 2002.

Irjen Petrus diketahui turut serta sebagai Peace Keeping Force (UN CIVPOL) di Kamboja-UNTAC (1993) dan Bosnia (2000—2001). Petrus aktif berpartisipasi sebagai peserta dan pembicara di dalam seminar, kursus, workshop yang berkaitan dengan money laundering, cybercrime, pemberantasan narkoba dan teroris di dalam dan luar negeri.

Pria yang saat ini memiliki dua bintang di pundaknya itu, merupakan kompatriot dari Tito Karnavian (Mendagri), Idham Azis (Kapolri) dan Rycko Amelza (Kabaintelkam) saat melumpuhkan teroris dr Azhari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur pada 9 November 2005 silam. Kala itu, dia mendapat penghargaan kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri yang menjabat, Jenderal Sutanto.

Baca juga: 

Dikutip dari merdeka.com, selain itu, ia terlibat dalam penyidikan internasional di Singapura, Malaysia, AS, Jepang, Timor Timur, New Zealand, Amerika Selatan, Kamboja, Thailand dan Philipina.

Petrus aktif terlibat dalam Panitia Kerja dan Panitia Khusus sebagai wakil dari Pemerintah RI dalam merumuskan RUU Informasi dan Transaksi Elektronik yang telah diundangkan menjadi UU No 11 Tahun 2008 pada 21 April 2008.

Sejak tahun 2006, Petrus pernah menjabat sebagai Kepala Unit V IT & Cybercrime Bareskrim Polri. Selama kariernya, ia telah menangani dua kasus hacking di Indonesia yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yaitu hacking website KPU dan hacking website Partai Golkar.

Ia juga telah menulis buku berjudul ‘Seputar Kejahatan Hacking: Teori dan Studi Kasus’ pada tahun 2008.

Tak hanya itu, Petrus Reinhard Golose juga peraih gelar Doktor Kajian Ilmu Kepolisian, setelah berhasil mempertahankan Disertasinya yang berjudul ‘Manajemen Penyidikan Tindak Pidana Hacking.

Studi Kasus: Penyidikan Tindak Pidana Hacking website Partai Golkar Oleh Unit V IT & Cybercrime Bareskrim Polri’ pada Sabtu, 7 Juni 2008.

Baca juga:

Tindakan maladministrasi.

Menanggapi hal itu, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane menyoroti keputusan pengangkatan Irjen Petrus Reinhard Golose menjadi Kepala BNN.

Penunjukan Petrus Golose dinilai IPW menutup peluang Jenderal Bintang Dua dalam bursa calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis.

“Dengan diangkatnya Petrus menjadi Kepala BNN maka peluang jenderal bintang dua Polri untuk masuk dalam bursa calon Kapolri tertutup sudah,” ujar Neta dalam keterangan tertulis, Rabu (23/12/2020).

Menurut Neta, ada salah satu dari tiga jenderal bintang dua Polri yang akan promosi bintang tiga dan masuk dalam bursa calon Kapolri.

Mereka adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Fadil Imran, kemudian Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Lufthi dan Kapolda Jawa Barat Irjen Ahmad Dofiri.

“Sepertinya, strategi mengulur ulur waktu pergantian Kepala BNN adalah strategi untuk mengunci masuknya jenderal bintang dua untuk bisa ikutan dalam bursa calon Kapolri,” ujar dia.

Menurut Neta, strategi mengulur waktu pergantian Kepala BNN Komjem Heru yang pensiuan sejak 1 Desember 2020 dan baru diganti pada 23 Desember ini oleh Irjen Petrus Glose merupakan tindakan maladministrasi. Sebab dia menilai seorang pejabat negara yang sudah pensiun harus segera diganti.

Baca juga:

“Memang jika pergantian dilakukan pada akhir November lalu, tentu syarat dengan manuver politik berbagai pihak. Sebab dalam pertarungan jenderal bintang dua itu melibatkan orang-orang dekat elite kekuasaan, mulai dari Kapolri Idham Azis, Presiden Jokowi, dan kubu Pejaten,” sebutnya.

“Sehingga tarik menariknya sangat kuat. Kini solusinya sudah dilakukan, Mabes Polri mendorong Irjen Petrus Golose sebagai kubu netral yang sekaligus mengunci bursa calon Kapolri untuk jenderal bintang dua,” tambahnya.

2 Jenderal Bintang 3 Calon Kapolri

Oleh karena itu, Neta melihat dengan tertutupnya jenderal bintang dua masuk dalam bursa calon Kapolri saat ini hanya diisi para calon dari jenderal bintang tiga berpangkat Komjen.

Nama calon Kapolri penggati Jenderal Idham Azis itu diperkirakan Neta pekan depan sudah diproses Wanjakti dan Kompolnas untuk diserahkan kepada Presiden Jokowi.

“Diperkirakan, pekan depan, baik Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri maupun Kompolnas sudah memproses nama-nama calon Kapolri untuk diserahkan kepada Presiden Jokowi. Dari nama nama itu Jokowi akan memilih satu nama yang akan diserahkan ke DPR agar bisa dilakukan uji kepatutan oleh Komisi III,” ujarnya.

Baca juga:

Namun Neta melanjutkan, lantaran DPR masih reses sampai 11 Januari 2020, nama calon Kapolri diduga saat ini sudah dikirimkan pihak Istana ke lembaga legislatif. Dua nama itu merupakan jenderal bintang tiga senior dan junior.

“Dari informasi yang diperoleh kalangan istana kepresidenan saat ini sebenarnya sudah menjaring dua nama calon Kapolri, yang satu jenderal bintang tiga senior dan satu lagi junior.

Kedua nama itu akan dikaji lagi dengan masukan nama nama calon dari Wanjakti Polri maupun Kompolnas. Namun diperkirakan Presiden Jokowi akan memilih figur jenderal senior sebagai Kapolri pengganti Jenderal Idam Azis,” bebernya.

****

Editor: Ali Mhd