Beranda 18+

Alasan Seseorang Memiliki Fetish Saat Berhubungan

101
0
Alasan Seseorang Memiliki Fetish Saat Berhubungan
Kredit: pexels by cottonbrostudio
DPRD Batam

Barakata.id – Kebiasaan seseorang saat melakukan hubungan seksual sangat berbeda tergantung dari kepribadian dan hasratnya masing-masing.

Tak jarang, ada seseorang yang memiliki fetish saat berhubungan seksual. Fetish sendiri adalah bagian tubuh non seksual atau benda mati yang bisa meningkatkan hasrat seksual seseorang.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Biasanya, fetish yang paling umum dibicarakan dan dimiliki seseorang adalah fetish di bagian kaki atau disebut podophilia.

Ada juga fetish seseorang dengan jenis rambut, pusar, tato, item pakaian tertentu seperti stoking dan celana dalam serta objek yang kurang umum seperti stetoskop dan popok.

Lantas, mengapa seseorang memiliki sebuah fetish? Dan apakah memiliki sebuah fetish merupakan penyimpangan seksual?

Sejauh ini belum banyak penelitian yang menjawab mengapa sebuah fetish dapat berkembang dan dialami oleh sebagian orang.

Namun, ada beberapa teori yang menyebut hal tersebut diakibatkan adanya faktor biologis, budaya, emosional, dan sosial.

Fetish biasanya muncul pada seseorang selama masa pubertas, tetapi juga dapat berkembang sebelum masa pubertas.

Artinya, tidak ada penyebab gangguan fetish yang telah ditetapkan secara meyakinkan.

Istilah fetish sendiri pertama kali dikemukakan oleh Psikolog Prancis bernama Alfred Binet pada tahun 1887.

Ia mempercayai fetish muncul dari pengalaman yang membangkitkan gairah seksual dengan suatu objek selama masa kanak-kanak.

Sementara, ahli lainnya menilai fetish bisa muncul saat remaja dengan kondisi yang berkaitan dengan masturbasi dan pubertas.

Meski sebagian orang memiliki sebuah fetish, namun bagi wanita fetish dianggap kurang umum karena kemungkinan adanya perbedaan biologis.

Ada banyak studi awal yang mengganggap fetish adalah sebuah kelainan atau penyimpangan seksual. Namun seiring berjalannya waktu sebagian peneliti dan praktisi klinis memiliki jawaban lain.

Mereka menganggap fetish merupakan hal biasa, tetapi akan menjadi hal berbahaya jika membuat orang lain menderita, bahaya, dan melanggar persetujuan yang bersangkutan.

Fetish yang berlebihan bisa juga menjadi sebuah gangguan, bahkan bisa menyebabkan aktivitas ilegal, kehilangan minat pada aktivitas seksual biasa, dan hubungan sosial yang buruk.

Saat sebuah fetish justru membuat seseorang melakukan hal-hal buruk, maka perlu perawatan tertentu agar bisa mengurangi ketergantungan tersebut.

Perawatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan terapi perilaku kognitif, terapi psikodinamik, dan menggunakan obat-obatan antiandrogen sesuai dengan anjuran ahli.