
Mode – Industri fashion sempat menjadi sorotan karena menjadi salah satu penyumbang limbah terbanyak di dunia.
Hal itu berkaitan dengan limbah-limbah dari perusahaan teksil atau garmen berupa sisa-sisa kain yang sulit terurai secara alami. Contohnya, bahan pakaian polyester dan nilon membutuhkan waktu 20-200 tahun hingga bisa terurai.
Salah satu cara mengantisipasi penurunan limbah fashion bisa dilakukan dengan menggunakan bahan pakaian ramah lingkungan.
- Baca juga: 5 Tips Fashion Agar Selalu Tampil Stylish
Lantas apa saja bahan-bahan pakaian yang ramah lingkungan agar bisa mengurangi dampak limbah fashion pada bumi?
1. Kain Rami
Kain katun rami menjadi salah satu kain alami yang paling ramah lingkungan. Sebab rami sendiri dapat memberikan manfaat fitoremediasi ke tanah atau mengembalikan nutrisi tanah dan membersihkan kotoran seperti logam berat dan jenis racun lainnya. Bahkan rami juga bisa sebagai pelindung matahari dan antimikroba alami.
Rami berasal dari tangkai tanaman dengan nama yang sama. Karena memiliki banyak manfaat, rami memiliki harga yang cenderung mahal. Terlebih bahan rami sangat sulit didapat karena hanya tumbuh di daerah-daerah tropis saja.
2. Linen Organik
Linen organik merupakan serat alami yang telah dikembangkan selama berabad-abad. Kain ini juga berasal dari tanaman rami yang sangat kuat.
Perbedaannya, linen organik berasal dari tanaman rami yang pertumbuhannya membutuhkan sedikit atau tanpa pupuk, pestisida, dan irigasi.
Linen organik juga tidak banyak tumuh, ia hanya tumbuh di iklim yang lebih spesifik seperti daratan Eropa.
3. Econyl
Econyl merupakan kepanjangan dari regenerated nylon. Kain ini merupakan produk yang diperkenalkan pada tahun 2011 oleh Aquafil.
Kain ini terbuat dari limbah laut dan bahan dari tempat pembuangan sampah seperti plastik industri, sisa kain dari perusahaan tekstil atau garmen.
4. Kapas Organik
Kapas konvensional merupakan salah satu kain yang tidak ramah pada lingkungan. Namun ada alternatif dari kain ini yakni, kapas organik yang sudah di daur ulang.
Bahkan, kain katun organik memiliki kualitas yang sama dengan kapas tradisional, tetapi dapat menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Perbedaan dengan kapas tradisional adalah, kapas ini ditanam dari biji non-transgenik tanpa menggunakan bahan kimia, pestisida, atau pupuk sintetis dan menggunakan energi 62% lebih sedikit dan air 91% lebih sedikit.
Selain itu, menanam kapas organik juga membuat para petani lebih berdaya karena jenis kain ini tidak membuat mereka terpapar bahan kimia berbahaya.