
Tanjungpinang – Volume sampah di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) naik rata-rata 10 ton setiap hari dari sebelumnya 80 ton. Pertambahan itu terjadi sejak sepekan menjelang akhir Ramadan hingga sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
Staf pada Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ganet, Suardi mengatakan, selama dua pekan belakangan ini, volume sampah yang masuk ke TPA Ganet sebanyak 90 ton. Padahal di hari-hari sebelumnya, volume sampah yang masuk sebanyak 80 ton.
“Secara umum, sampah yang masuk merupakan sampah hasil rumah tangga, sekitar 80 persen,” katanya, Senin (17/6/19).
Selain sampah rumah tangga, juga banyak sampah puing bekas pembongkaran bangunan seperti pecahan batu, kayu, dan sejenisnya.
Meski demikian, menurut Suardi, kenaikan volume sampah itu tidak mempengaruhi terhadap daya tampung TPA Ganet. TPA tersebut masih cukup luas, dan mampu menampung sampah buangan hingga 4 bulan ke depan.
“Masih ada sekitar 1,4 hektare lagi yang tersedia untuk penampungan sampah di sini, masih bisa menampung untuk empat bulan ke depan,” ujarnya.
Baca Juga : Sampah Plastik Negara Kaya Serbu Asia Tenggara
Mengutip laman Pemprov Kepri, saat ini, UPTD TPA Ganet juga tengah mempersiapkan lahan seluas 4,5 empat hektare untuk TPA baru.
Diolah jadi bahan bakar
Suardi mengatakan, pihaknya sejak setahun terakhir juga sedang mengembangkan pengolahan limbah sampah menjadi bahan bakar setara bensin dan solar dengan menggunakan teknologi pirolisis.
Suardi menjelaskan, pengolahan sampah menjadi bahan bakar dilakukan dengan cara mencairkan plastik pada tekanan dan temperatur tertentu, yang mengubahnya plastik menjadi gas. Dengan mekanisme pirolisis ini, rantai panjang hidrokarbon terpotong menjadi lebih pendek.
Selanjutnya, akan dilakukan proses pendinginan yang membuat gas metan terkondensasi menjadi cairan yang nantinya akan menjadi uap dan menghasilkan minyak solar atau bensin.

Suardi mengatakan, sampah yang diolah menjadi bahan bakar adalah sampah plastik bening, termasuk plastik bekas pembungkus baju.
Untuk 5 kilogram sampah plastik, lanjut Suardi, bisa menghasilkan 2,5 liter bensin dan 1,5 liter solar, dengan proses pengolahan sekitar tiga jam.
Baca Juga : Re-Start Peduli Lingkungan, Mengubah Ancaman Sampah Jadi Peluang Bisnis
Bensin dan solar hasil olahan sampah plastik itu kemudian dimanfaatkan untuk operasional kendaraan, mesin kompos dan genset yang ada di TPA Ganet.
Menurut Suardi, sejauh ini tidak ada masalah saat menggunakan bahan bakar hasil olahan sampah tersebut.
Suardi mengatakan, kegiatan pengolahan sampah plastik itu, selain bermanfaat untuk operasional mesin, juga dapat mengurangi volume sampah di TPA Ganet. karena itu, pihaknya sedang berusaha meningkatkan jumlah pengolahan dari 5 kilogram sekali proses pemasakan menjadi 200 kilogram.
“Sedang kita upayakan begitu, kerja sama dengan pemerintah daerah. Nanti kalau jadi, mesinnya didatangkan dari Jawa. Kalau sekarang masih pakai alat seadanya saja,” kata dia.
*****