Barakata.id, NTB – Kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Tambora (Samota) di Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi dideklarasikan sebagai cagar biosfer dunia. Deklarasi tersebut digelar di acara The 31st session of the Man and the Biosphere (MAB) Programme International Coordinating Council di Prancis, Rabu (19/6/19).
Dalam siaran pers-nya, Kamis (20/6/19), Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Sitti Rohmi Djalilah yang tampil mewakili Indonesia di acara itu mengatakan, pengakuan cagar biosfer memiliki makna penting sebagai cara pengelolaan kawasan untuk kepentingan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan konservasi, sekaligus didukung oleh kajian ilmiah.
Menurut Rohmi, pengesahan Samota sebagai cagar budaya dunia merupakan pengakuan dari komunitas internasional atas kerja keras dari masyarakat NTB dan pemerintah Indonesia.
Rohmi bilang, pemerintah dan masyarakat NTB telah siap dan bersedia untuk mengambil langkah nyata demi mengimplementasikan konsep cagar biosfer ini.
“Dan untuk mengalokasikan 30 persen dari kawasan NTB untuk menjadi area konservasi (kawasan hijau), termasuk Taman Nasional Gunung Tambora, Taman Wisata Alam Laut Pulau Moyo, Kawasan Perburuan Pulau Moyo, Taman Wisata Laut Pulau Satonda, Kawasan Perairan Liang dan Pulau Ngali dan area konservasi lainnya di bawah program pengelolaan terpadu,” ujarnya.
Baca Juga : Wisata Batam Kini Lebih Instagramable
Pada kesempatan itu, Wagub Rohmi juga memperkenalkan Samota yang terletak di Sumbawa, NTB yang merupakan bagian dari sunda kecil.
Mengutip Kompas, kawasan ini mencakup dataran rendah hingga ke perbukitan dan gunung-gunung yang ketinggiannya bervariasi dari 0 hingga lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut.
“Gunung Tambora memiliki ekosistem vulkanik dan erupsinya telah mengguncang dunia di tahun 1815. Kawasan ini adalah rumah bagi berbagai macam flora dan fauna. Kawasan ini juga memiliki komunitas lokal dengan budaya yang cukup mengesankan,” ujarnya.
Menurutnya, cagar biosfer bermanfaat untuk sejumlah kebutuhan di antaranya, masyarakat di sekitarnya bisa menggerakkan aktivitas jasa ekosistem, kegiatan produksi dan kelestarian budaya.
Selain itu, juga memiliki manfaat sebagai kawasan konservasi yang akan mendukung kelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistem.
Baca Juga : Serang Disiapkan Jadi Destinasi Wisata Halal Indonesia
Cagar biosfer juga akan bermanfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya sebagai laboratorium alam.
Selain Samota, satu cagar biosfer lainnya di Indonesia juga dideklarasikan, yaitu Togean, di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulteng.
Dideklarasikan pula cagar biosfer baru di Austria, Po Grande dan Julian Alps di Italia, Gangwon Eco-Peace dan Yeoncheon di Korea Selatan, Lake Elton di Russia, Alto Turia dan La Siberia and Valle del Cabriel di Spanyol, Lubombo di Eswatini, Nordhordaland di Norwegia dan Roztocze di Polandia.
*****