
Barakata.id, Kepri – Inflasi Provinsi Kepri terendah se Sumatera. Hal ini terlihat dari sajian data Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri. Tercatat tingkat inflasi tahun kalender atau year to date (ytd), sebesar 4,38 persen.
Jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Sumatera, Kepri paling rendah di periode Juli 2022.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan bahwa penurunan inflasi ini, merupakan kerja keras dari jajaran Pemerintah Provinsi Kepri. “Kami kerja maksimal mencari cara dan celah, untuk menekan itu,” kata Ansar, Jumat (5/8).
baca juga : OPD Wajib ke Lapangan Demi Pengendalian Inflasi di Batam
Penurunan inflasi di Kepri, kata Ansar menjadi salah satu fokusnya. ia mengatakan ada faktor-faktor inflasi yang bisa ditangani oleh daerah.
Namun, ada juga yang tidak bisa ditangani pemerintah daerah. “Sebab bicara inflasi ada faktor lain, yang tidak dapat diintervensi oleh daerah,” ungkap Ansar.
Keberhasilan menekan angka inflasi ini, tidak terlepas dari peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Ansar mengatakan TPID Kepri melakukan berbagai upaya, agar dapat mengendalikan inflasi. Seperti operasi pasar murah, untuk komoditas sayur dan sembako.
“Kami juga mendorong kerjasama antar daerah, dalam menjaga kestabilan stok bahan makanan. Sebab stok bahan makanan memiliki andil, terhadap inflasi,” ujar Ansar.
baca juga : Anwar Hasyim: Kendalikan Inflasi dengan 4K
Ia mengaku juga mendorong agar produksi bahan makanan lokal terus meningkat. Penguatan itu dilakukan dengan pendekatan dan implementasi teknik tangkap dan budidaya nelayan serta petani.
Inflasi di Kepri didorong dengan kenaikan harga tiket pesawat dan avtur. Selain itu, inflasi juga bersumber dari peningkatan upah asisten rumah tangga, harga kopi dan sabun detergen.
Deflasi terjadi untuk produk minyak goreng, cabai merah dan bawang merah.