Beranda Urban Nusantara

Ikuti Google Maps, Satu Keluarga Malah Nyasar ke Hutan Kalimantan

116
0
Google Maps
Posisi mobil sedan milik keluarga asal Balikpapan yang terperosok di jalur hauling karena mengikuti Google Maps, Jumat (21/1/22) lalu. (HO/Basarnas.)
DPRD Batam

Barakata.id – Aplikasi Google Maps memang dapat membantu seseorang yang sedang mencari alamat atau bepergian ke daerah yang baru agar tidak tersesat. Namun, sebaiknya kita juga jangan terlalu percaya dengan panduan dari Google Maps.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Kasus pengendara yang nyasar karena mengikuti arahan Google Maps pun sudah sering terjadi. Bukannya sampai di tempat tujuan, beberapa pengguna justeru tersesat ke arah yang salah.

Bahkan seringkali jalan atau tempat yang ditunjukkan oleh Google Maps itu sangat jauh dari pemukiman warga. Kasus tersasar gara-gara mengikuti Google Maps terbaru dialami oleh satu keluarga di Indonesia.

Satu keluarga yang tengah menaiki mobil dilaporkan nyasar hingga ke dalam hutan di kawasan Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Gara-garanya, keluarga yang ingin menuju Bontang tapi belum hapal jalan ini menyerahkan pandu jalan mereka kepada Google Maps.

BACA JUGA : Pasangan Bugil Terekam Google Maps Pelukan di Tepi Jalan

Setelah tersadar kalau jalan yang mereka tempuh salah lantaran mobil sudah berada di jalanan berlumpur di dalam hutan, warga itu pun menghubungi anggota keluarga lain. Beruntung sinyal telekomunikasi masih bisa didapat meski saat itu mereka berada di tengah rimba Kalimantan.

Oleh pihak keluarga, mereka lantas disarankan menghubungi nomor darurat Basarnas di nomor 115. Mendapat laporan tersebut, tim Basarnas langsung bergerak ke lokasi untuk membantu satu keluarga yang tersasar tersebut keluar dari hutan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kaltimtara Melkianus Kotta melalui Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda, Dwi Adi Wibowo menceritakan bagaimana satu keluarga tersebut bisa tersasar ke jalur hauling pada Jumat (21/1/22).

“Ada lima orang di dalam mobil tersebut,” kata Dwi Adi Wibowo seperti dilansir dari Tribun Kaltim, Selasa (25/1/22),

Penumpang mobil itu yakni Agus (30) yang menyopir, kemudian istrinya Melani (26), dua anaknya yaitu Febiyana (5) dan Ramaditya (9 bulan), serta satu orang lanjut usia.

Kata Dwi, menurut pengakuan Agus, sang sopir mobil itu, tujuan mereka ke pergi Bontang adalah ingin memperpanjang pajak mobil yang mereka kendarai saat itu. Pasalnya, mobil bernomor polisi KT 1141 D memang berasal dari Kota Taman dan mereka tidak mengetahui bahwa pergantian STNK dan plat kendaraan bisa dilaksanakan di mana saja.

Satu keluarga itu melakukan perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda pada pukul 03.00 Wita melalui Jalan Tol Balikpapan-Samarinda. Pada pukul 05.00 Wita, mereka keluar dari jalan tol dan mengambil jalur Samarinda Seberang ke Kota Samarinda.

Mereka pun mengikuti panduan dari aplikasi Google Maps saat memasuki area Jalan PM Noor, Samarinda Utara, karena sudah bertahun-tahun tidak pernah lagi menginjakkan kaki di Kota Bontang. Awalnya, perjalanan mereka lancar sampai di Bandara APT Pranoto pada pukul 06.00 Wita.

BACA JUGA : 5 Cara Mudah dan Cepat Melacak Nomor HP Lewat Google

Selanjutnya, rombongan diarahkan untuk berbelok ke wilayah Desa Budaya, Sungai Bawang. Mereka kemudian melewati 6 kilometer jalan beraspal dan meyakini bahwa jalur tersebut merupakan jalan provinsi.

“Lewat 6 kilometer itu, mereka mulai ketemu jalan berlumpur. Karena enggak masuk akal, jarak 8 kilometer mereka putar kembali,” kata Dwi Adi Wibowo.

Setelah dapat kembali ke jalan beraspal, Google Maps kembali mengarahkan keluarga tersebut untuk berbelok ke kiri. Ternyata, area tersebut juga merupakan jalan berlumpur.

“Masuk 600 meter ketemu tanjakan. Nah, di sini baru mereka sadar sudah kesasar,” kata Dwi.

Ketika menghadapi jalan menanjak dan licin, mobil sedang yang dibawa Agus kemudian terperosok turun. Pria itu pun tidak bisa lagi memutarbalikkan kendaraan mereka.

Beruntungnya, mereka masih mendapatkan sinyal. Meski di tengah kepanikan, Agus mencoba menghubungi semua kolega yang ada hingga akhirnya salah satu keluarga di Balikpapan mengarahkan mereka menghubungi 115 yang merupakan nomor darurat Basarnas. (ybt)