Beranda Kepulauan Riau

Ekonomi Kepri Tumbuh 4,72 Persen, Naik tapi Lambat

104
0
Kepala BPS Kepri, Zulkipli
DPRD Batam

Barakata.id, Tanjungpinang – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepri hingga triwulan II tahun 2019 mencapai 4,72 persen. Angka itu menunjukkan bahwa perekonomian Kepri mulai meningkat meski perlahan.

“Perlahan-lahan, kondisi ekonomi kita mulai meningkat meski perlahan-lahan,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri Zulkipli di Tanjungpinang, Kamis (24/10/19).

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Baca Juga : Pajak Mobil Mewah Nunggak? Siap-Siap Disita Pemprov Kepri

Ia mengatakan, ada tiga bidang yang menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepri pada tahun 2019 yakni industri pengolahan, jasa konstruksi dan pertambangan dan penggalian.

“Melalui tiga potensi tersebut, neraca pertumbuhan ekonomi kita bergerak naik, dari 4,56 persen menjadi 4,72 persen,” kata dia.

Selain ketiga penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi tersebut, menurut Zulkipli, terdapat potensi ekonomi baru lain yang diharapkan mampu menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan perekonomian di Kepri.

“Seperti Pengelolaan sumber daya perikanan, pengelolaan industri semi konstruksi dan industri pariwisata,” katanya.

Baca Juga : Kunjungan Wisman Tingkatkan Perekonomian Kepri

Zulkipli optimistis dengan pengelolaan tiga potensi baru penunjang tersebut, dapat menjadi sumber peningkatan pertumbuhan perekonomian Kepri.

“Yang mampu menjadi defisa negara yang menunjang pembangunan di Provinsi Kepri,” katanya.

Ekspor Kepri naik 8,16 persen

Sementara, berdasar data BPS Kepri, nilai ekspor Provinsi Kepri pada September 2019 lalu mencapai US$1.103,24 juta atau naik sebesar 8,16 persen dibanding ekspor Agustus 2019.

Ekspor migas September 2019 sebesar US$222,25 juta atau naik 15,94 persen dibanding Agustus 2019. Ekspor nonmigas September 2019 mencapai US$880,99 juta atau naik 6,36 persen dibanding Agustus 2019.

Ekspor nonmigas HS 2 digit terbesar September 2019 adalah golongan barang mesin/peralatan listrik (HS 85) sebesar US$274,52 juta, sedangkan secara kumulatif Januari-September 2019 mencapai US$1.851,11 juta, dengan peranan terhadap ekspor nonmigas sebesar 31,53 persen.

*****