
Barakata.id, Natuna- Sebanyak 31 desa jadi lokus prioritas pencegahan dan penanganan stunting serta intervensi gizi spesifik dan sensitif di Natuna.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Natuna Syarifah Maryam dalam rapat koordinasi persiapan rembuk stunting, Senin (15/3/21).
“Tahun 2021 ini ada 31 desa, dan 9 desa di 2022 mendatang,” ujarnya, dikutip dari natunakab.go.id, Selasa (16/3/21).
Baca Juga:
- Kepri Target Tekan Stunting hingga 15 Persen
- Cegah Stunting di Natuna, Wabup Ngesti Yuni Rembuk Bersama OPD dan Camat
Kegiatan rembuk stunting itu sendiri akan dimulai 22 Maret 2021 nanti. Rapat koordinasi itu merupakan bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna dalam upaya menurunkan angka stuting. Sesuai yang dicanangkan Presiden Joko Widodo yaitu di angka 14 persen tahun 2024, atau di bawah 680 ribu per tahun.
Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Natuna Moestofa Albakrie meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan penanganan stunting di Natuna.
Baca Juga:
- Pemkab Natuna Dapat Bantuan Rp500 Juta dari Pemprov Kepri untuk Penanganan Covid-19
- Pemprov Kepri Bantu Natuna 2 Ventilator dan 100 Ribu Masker
Moestofa juga meminta puskesmas sebagai perpanjangan tangan dari Dinas Kesehatan untuk mengintegrasikan data-data stunting.
“Kemudian dinas terkait dapat membentuk tim lintas sektor. Selanjutnya membuat analisa situasi agar bisa memiliki data yang mudah diakses dan akurat,” ujarnya.
***
Editor: Asrul R