Setelah Instagram menyatakan “perang” terhadap tagar anti-vaksin, langkah serupa kini diambil Twitter. Pihak Twitter baru-baru ini meluncurkan alat pencarian terbaru untuk memerangi berita palsu atau hoaks yang dibuat oleh oknum tertentu di platform mereka.
Melalui alat tersebut, pengguna Twitter akan diarahkan ke sumber yang kredibel jika ingin mencari informasi terkait vaksin. Alat ini sudah berfungsi saat pengguna menekan kata ‘vaksin’ di kolom pencarian Twitter.
Hasilnya, pengguna akan diarahkan ke situs Vaccines.gov supaya mendapatkan informasi yang kredibel terkait vaksin. Di Amerika Serikat (AS) pihak Twitter telah bermitra dengan Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia AS, dengan mengarahkan pengguna ke situs Vaccines.gov.
Mengutip Telset, Jumat (17/5/19), alat baru ini muncul ketika perusahaan teknologi menghadapi tekanan yang meningkat dari anggota parlemen, aktivis dan pakar kesehatan untuk mencegah hoaks anti vaksin di media sosial. Informasi yang keliru bukannya tidak mungkin berkontribusi pada penyebaran wabah campak di AS.
Adapun alat ini tersedia di iOS, Android, dan mobile.twitter.com di Amerika Serikat dalam bahasa Inggris dan Spanyol, Kanada dalam bahasa Inggris dan Prancis, Inggris, Brasil, Korea, Jepang, Indonesia, Singapura, dan negara-negara di Amerika Latin.
Twitter tidak sendiri dalam memerangi kampanye anti vaksin. Sebelumnya, Instagram melakukan pemblokiran atas beberapa tagar anti-vaksin yang menyebarkan informasi yang salah di seluruh platform.
Pada Jumat lalu, juru bicara Instagram, Stephanie Otway mengatakan, aplikasi akan memblokir #vaccineskill. Menambah panjang daftar tagar yang dilarang, menyusul #vaccinescauseautism, #vaccinescauseaids dan #vaccinesarepoison, yang diharamkan perusahaan sehari sebelumnya.
Otway menegaskan, tindakan ini dilakukan demi memerangi informasi palsu dalam posting dengan tagar tersebut, serta tagar itu sendiri.
“Itu artinya, pengguna tidak akan dapat mencari tagar tersebut, dan mengklik tagar itu tidak akan memunculkan hasil apapun,” katanya seperti dilansir dari HuffPost.
Sementara itu, CNN melaporkan, tindakan ini diambil Instagram setelah aplikasi melaporkan pada hari Rabu sebelumnya, bahwa tagar itu masih ditampilkan sebagai salah satu hasil teratas dalam pencarian menggunakan istilah ‘vaksin’.
Untuk membantu menetapkan standar untuk tagar yang akan diizinkan, Instagram menggunakan informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S.
Kekhawatiran telah tumbuh atas apa yang disebut konten “anti-vax” di tengah wabah campak yang terus tumbuh di seluruh AS, dengan 764 kasus dikonfirmasi di 23 negara bagian tahun ini. Pada bulan Februari, TechCrunch melaporkan bahwa YouTube akan mendemonetisasi saluran yang menyebarkan propaganda anti-vax.
Menyusul itu, Amazon juga menarik beberapa film anti-vaksin dari platform streaming video Prime pada bulan Maret, setelah menghadapi tekanan dari masyarakat. Pada bulan yang sama, Facebook meluncurkan rencananya untuk mengatasi masalah ini.
Facebook menyatakan akan menurunkan peringkat halaman dan kelompok yang mempromosikan informasi yang salah tentang vaksin, di samping menolak iklan anti-vaksin.
*****