Beranda Urban Nusantara

Panen Raya Padi Inbrida, Wabup Blitar Berharap Petani Beralih ke Pupuk Organik

103
0
Panen Raya Padi Inbrida, Wabup Blitar Berharap Petani Beralih ke Pupuk Organik
Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso (tengah), secara simbolis membuka panen raya padi Inbrida di Desa Sragi, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. (foto : achmad/barakata.id)
DPRD Batam

Barakata.id, Blitar – Wakil Bupati (Wabup) Blitar Rahmat Santoso berharap para petani tidak tergantung lagi dengan pupuk bersubsidi. Sebab, selain langka, banyak orang yang telah menyalahgunakan.

“Sehingga, sekarang saatnya beralih menuju aplikasi pupuk organik. Selain menghemat biaya produksi, berdampak positif terhadap kesehatan tanah dan lingkungan,” ujarnya saat mengikuti panen raya padi Inbrida di Desa Sragi, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar pada Selasa (29/3/2022).

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Santoso menambahkan, gerakan menuju aplikasi pupuk organik ini adalah langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar melalui Dinas Pertanian dan Pangan untuk meningkat kesejahteraan petani sekaligus memperluas hasil padi organik.

Baca juga : Tingkatkan Produksi Gula Nasional, Bupati Blitar Launching Panen Raya Tebu

“Kemarin kita tawar-tawarkan ke perusahaan-perusahaan besar dan super market yang mempunyai nama untuk menampung hasil panen kita. Tetapi, kendalanya harus ada ijin-ijin dan hasil lab. Untuk itu, nanti kita fasilitasi supaya masuk,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Wabup meminta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bersama-sama dengan kelompok tani agar mampu mengembangkan aplikasi nutrisi biosaka lebih luas lagi kepada para petani di seluruh Kabupaten Blitar.

“Saya juga berharap, seluruh petani agar tetap tekun belajar dan memperkaya pengetahuan di bidang pertanian yang berorientasi pada hasil dan mampu membaca peluang pasar,” kata orang nomer dua di lingkup Pemkab Blitar ini.

Kemudian, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Wawan Widianto mengaku, bahwa gerakan aplikasi menuju organik masih mampu mencakup 200 hektar dari 25 ribu hektar akumulasi lahan pertanian.

Baca juga : Rahma Panen Raya Cabe dan Semangka di Ponpes Al Kautsar

Namun, menurut Wawan, gerakan ini telah mampu merubah prilaku atau mainset petani yang semula tergantung pada pupuk kimia, beralih ke pupuk organik atau biosaka.

“Tanggapan petani pun sangat bagus sekali. Sebab, sekarang ini sarana produksi padi (Saprodi) seperti pupuk bersubsidi dikurangi, pupuk nonsubsidi harganya terus meningkat, Maka dengan hadirnya nutrisi alami ini, petani sangat di untungkan, hasil panennya bertambah,” pungkas Wawan.

(adv/kmf/jun)