Beranda Urban Nusantara

Memasuki Era Endemi Covid-19, Siapkah Indonesia?

61
0
Memasuki Era Endemi
Ilustasi Memasuki Era Endemi Covid-19. (Foto : rawpixel.com/freepik.com)
DPRD Batam

Barakata.id, Jarkarta – Memasuki era endemi covid-19 apakah kita sudah siap? kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah mulai membaik, terutama dikarenakan cakupan vaksinasi yang mulai meluas. Pemerintah pun tengah bersiap untuk merencanakan persiapan untuk beralih dari era pandemi ke masa endemi.

Hal tersebut diungkapkan oleh Agus Suprapto, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Dia mengatakan, apabila kasus Covid-19 semakin menurun, pandemi bisa segera berubah status menjadi endemi. Agus juga menekankan bahwa saat ini, semua pihak harus terus membangun suasana yang optimis.

Menurutnya, ekonomi dapat pulih dan tumbuh di atas 5% pada tahun 2022 asalkan angka kasus terus turun, gelombang ketiga tidak terjadi, dan situasi tetap terkendali seperti saat ini.

Meskipun belum ada waktu pasti kapan pandemi Covid-19 bisa berubah menjadi endemi, Agus menekankan bahwa semua orang harus mempersiapkan semua hal dari sekarang. 

Pasalnya, memasuki masa transisi Covid-19 dari pandemi menjadi endemi, harus ada persiapan perlindungan masyarakat dari hulu ke hilir. Setidaknya, lanjut Agus, ada tiga tahapan pandemi Covid-19 menuju endemi.

Baca juga Istilah Hiperendem, Sudah Siapkah Indonesia?

Tahapan menuju endemi

Pertama, tahap persiapan memasuki era endemi Covid-19 yang harus memperkuat sistem preventif. Tahapan ini mencakup penguatan perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes), vaksinasi yang telah mencapai 70%, serta perluasan testing, tracing, dan treatment (3T) oleh petugas yang kompeten.

Menurut Agus, memasuki bulan November dan Desember 2021, terdapat kemungkinan menurunnya imunitas warga yang mendapatkan vaksinasi pada awal tahun ini.

“Virus ini menguji endurance (ketahanan) kita semua untuk tetap disiplin prokes, serta bersama-sama mendorong upaya 3T,” ucap dia. 

Tak hanya itu, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, Alexander Ginting juga menambahkan masukan terkait vaksinasi. Menurutnya, cakupan vaksinasi harus terus dikejar sebelum libur akhir tahun, agar tidak ada kelompok rentan yang tertinggal vaksinasi.

Tahap kedua adalah transisi yang pada tahapan ini jumlah kasus seharusnya terkendali dan angka kematian dapat ditekan. Agus menyampaikan, tahap kedua ini kehidupan masyarakat telah memasuki area abu-abu atau tidak pasti.

Seperti diketahui, masyarakat harus ingat bahwa meski angka kasus infeksi saat ini seolah telah melandai, pandemi Covid-19 ini belum selesai. Pembukaan kembali aktivitas masyarakat, bukan berarti ada pelonggaran pada protokol kesehatan.

Tahap ketiga barulah memasuki endemi. Tahap ini tak hanya dilakukan oleh Indonesia saja, tetapi oleh dunia internasional. Dengan tahapan transisi yang baik, menurut Agus, dunia dapat bersama-sama dan secara serentak menuju ke tahapan endemi.

“Tahap endemi adalah setelah semua terkontrol dan harapannya, semua jadi lebih baik,” papar dia.

Baca juga : Tanamkan Rasa Optimisme Anda Ditengah Covid -19

Penguatan infrastruktur kesehatan

Selain tahapan di atas, Ketua DPR RI Puan Maharani juga menekankan pentingnya menyiapkan infrastruktur untuk menunjang ketahanan kesehatan menghadapi Covid-19. 

Dengan infrastruktur kesehatan yang mumpuni, lanjut Puan, masyarakat akan mampu hidup berdampingan dengan Covid-19 yang diprediksi akan berubah dari pandemi menjadi endemi.

“Di tengah prediksi Covid-19 akan berubah status dari pandemi menjadi endemi (virus tidak akan berakhir menghilang sepenuhnya), pemerintah harus menyiapkan roadmap atau rencana jangka panjang mempersiapkan ketahanan kesehatan masyarakat,” ucap Puan.

Eks Menko PMK tersebut menjelaskan, infrastruktur ketahanan yang mesti disiapkan terdiri dari fisik maupun non-fisik. Infrastruktur fisik antara lain berupa bangunan rumah sakit, puskesmas, klinik, apotek, dan obat-obatan. 

Sedangkan infrastruktur non-fisik adalah dengan memastikan ketersediaan tenaga medis di rumah sakit, puskesmas, klinik, serta memastikan aksesibilitas ke fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.

Puan menekankan, kedua hal tersebut tentunya harus dilakukan secara merata dan berkeadilan, dari mulai wilayah perkotaan, hingga pelosok desa. 

“Negara harus hadir bagi seluruh rakyat Indonesia sampai ke penjuru Tanah Air,” kata Puan tegas.

Politikus PDI Perjuangan itu juga mengingatkan pemerintah untuk terus menggencarkan 3T dalam upaya menekan kasus Covid-19. Selain itu, vaksinasi secara nasional juga terus dipercepat demi mencapai kekebalan komunal.

“Pastikan juga masyarakat yang kesulitan mengakses vaksin akibat masalah dokumen identitas dapat terfasilitasi. Kelompok masyarakat termarjinalkan, terpinggirkan, jangan sampai dilupakan,” ujar Puan.

Baca juga : Siap Hidup Berdampingan, Singapura Akan Anggap Covid-19 Seperti Flu Biasa

Kesadaran masyarakat

Selain itu, dia juga menekankan pentingnya  ketahanan kesehatan yang didukung oleh kesadaran masyarakat. Menurut Puan,  kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan disiplin terhadap protokol kesehatan menjadi faktor penentu yang sangat penting memasuki era endemi Covid-19 ini.

“Kita harus optimistis, bahwa kita bisa hidup berdampingan dengan virus ini. Pengalaman-pengalaman terdahulu saat berbagai virus menginfeksi dunia akan menjadi pelajaran untuk kita menghadapi Covid-19 sekarang ini,” ucap Puan.

Sebagai informasi, endemi adalah wabah penyakit yang secara konsisten ada, tetapi terbatas pada wilayah tertentu. Dengan demikian, penyebaran penyakit dan tingkat penularan dapat diprediksi. Salah satu contoh endemi adalah penyakit malaria.

Sementara itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi adalah kondisi yang merujuk pada situasi pertumbuhan penyakit yang berkembang secara eksponensial. Hal ini tampak dari cepatnya penyebaran Covid-19 yang berawal dari China hingga ke seluruh dunia.