Beranda Urban

Lima Dampak Buruk yang Dialami Korban Selingkuh

502
0
Ilustrasi perselingkuhan
DPRD Batam

Batam – Menjadi korban selingkuh dari orang yang disayang, pasti sangat menyakitkan. Perasaan sedih, marah, dan kecewa campur aduk dalam jiwa.

Bagi sebagian orang, apalagi yang tidak merasakan atau tidak menjadi korban, mungkin mudah saja baginya mengatakan agar melupakan perasaan-perasaan itu. Tapi untuk si korban, tentu bukan perkara gampang untuk membuang perasaan kecewa tersebut begitu saja.

Inilah yang berbahaya. Ternyata, dampak yang dialami korban perselingkuhan bukan hanya perasaan sedih, dan marah karena cintanya dikhianati.

Baca Juga : Cara Menghadapi Pacar yang Mantan Playboy

Jika perasaan tersebut dibiarkan terus-menerus, bisa berdampak pada kesehatan mental yang cukup serius, lho. Dikutip dari HelloSehat.com, berikut ini adalah lima dampak yang dialami korban perselingkuhan:

1. Merasa tidak berharga

Tidak hanya merasa disakiti, Anda akan cenderung merasa tidak berharga. Korban perselingkuhan merasa sang pasangan selingkuh karena ia tidak bisa memenuhi keinginan pasangan. Ia akan merasa tidak mampu hingga akhirnya merasa kehilangan harga diri.

Jika ini terjadi pada Anda, hal tersebut akan menimbulkan dampak yang tidak ringan. Anda akan mulai berpikiran negatif yang sebenarnya belum tentu benar.

Anda juga akan cenderung menyalahkan diri Anda terhadap perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan Anda. Padahal, belum tentu semuanya adalah kesalahan Anda.

Jika dibiarkan berlarut-larut, Anda akan kehilangan rasa percaya diri Anda dan kurang bersyukur terhadap hal yang Anda miliki saat ini.

2. Depresi

Menurut sebuah penelitian yang dimuat di NCBI, pengalaman yang memalukan bisa menimbulkan depresi di kemudian hari. Meskipun tidak melakukannya, korban perselingkuhan cenderung merasa malu jika pasangannya ketahuan berselingkuh dengan orang lain.

Kesehatan mental korban perselingkuhan dapat menurun drastis hingga korban merasa depresi. Jika sudah pada kondisi tersebut, umumnya korban akan merasa sedih berlarut-larut, kehilangan nafsu makan dan mengalami gangguan tidur.

3. Gangguan kecemasan

Ilustrasi

Masalah kesehatan mental terhadap korban perselingkuhan yang juga mungkin muncul adalah gangguan kecemasan. Masalah ini biasanya muncul saat seseorang merasa di bawah tekanan atau ancaman.

Setelah diselingkuhi, korban perselingkuhan cenderung trauma terhadap hal yang telah dialaminya.

Kondisi ini akan menjadi semakin parah jika perselingkuhan ini berdampak besar pada aspek kehidupan korban lainnya. Hal ini mungkin terjadi pada korban perselingkuhan yang sudah menikah dengan pasangannya.

4. Masalah makan

Perubahan selera makan juga mungkin terjadi jika Anda sedang merasa dalam kondisi stres dan tertekan. Hal ini mungkin kasusnya berbeda pada tiap orang.

Pasalnya, ada orang yang cenderung lebih banyak makan saat tertekan, tapi ada juga yang justru kehilangan selera makan sama sekali saat berada di kondisi yang sama.

Baca Juga : Cara-Cara Mengurangi Risiko Stroke

Salah satu dampak negatif terhadap kesehatan mental korban perselingkuhan ini dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik sebab makan terlalu sedikit membuat tubuh kekurangan nutrisi dan kehilangan salah satu sumber energi. Sementara, makan terlalu banyak juga berdampak buruk pada kesehatan fisik, seperti sakit perut dan mual.

5. Menggunakan obat-obatan terlarang

Pada kondisi-kondisi tertentu, perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangan bukanlah suatu hal mudah untuk diterima. Bahkan, sekalipun Anda adalah orang yang kuat dan tegar, pasti perselingkuhan ini dapat memiliki dampak tertentu pada kesehatan mental Anda.

Namun, pada beberapa orang, dampak negatif terhadap kesehatan mental korban perselingkuhan bisa menyebabkan keinginan untuk bunuh diri atau lari kenyataan karena terlalu sukar untuk dihadapi.

Umumnya, dalam kondisi seperti ini, orang tidak bisa berpikir dengan baik hingga melakukan hal-hal ekstrem yang dapat merugikan diri sendiri. Misalnya saja, menggunakan obat-obatan terlarang sebagai tempat untuk ‘mengalihkan perhatian’ atau ‘melarikan diri’ dari kenyataan pahit yang ada di depan mata.

*****