Barakata.id – Semua orang tua ingin anaknya cerdas. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir anak, orang tua sering kali mencoba banyak cara. Mulai dari ikut seminar, workshop atau kuliah online dengan topik perkembangan anak.
Apapun aktivitas yang dilakukan untuk menstimulasi anak, kuncinya adalah sabar. Sebab tak semua kegiatan yang melibatkan anak-anak bisa langsung ditangkap oleh pikiran mereka. Berekspektasi tinggi boleh, namun jangan sampai keinginan agar anak pintar ini-itu malah membuatnya tertekan.
Dilansir dari laman ibupedia, cara meningkatkan kemampuan berpikir anak itu sebaiknya dimulai dari hal-hal sederhana. Yuk simak 6 cara berikut ini.
Baca Juga:
Mengatasi Anak yang Suka Mengemut Makanan
1. Ajak bermain
Anak-anak belajar lewat bermain. Kegiatan itu dapat melatih kreativitas dan kemapuan berpikirnya. Ajak anak bermain dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Misalnya, dengan mengisi ember dengan air. Anak bisa belajar menuang dengan pelan agar tidak tumpah. Atau menuang sedikit demi sedikit. Hal ini dapat mengajarkan anak-anak tentang aksi dan reaksi.
Sekilas hal-hal sederhana seperti itu seperti tidak penting. Dianggap kurang edukatif. Tidak berhubungan dengan angka atau alfabet. Padahal bermain bebas seperti itu sangat efektif bagi perkembangan anak.
2. Tak usah buru-buru membantu
Saat anak mengalami kesulitan, biasanya orang tua secara refleks akan langsung membantunya. Namun ternyata hal itu tidak bagus bagi perkembangan cara berpikirnya. Ada baiknya membiarkannya terlebih dahulu mencari jalan keluar. Orangtua boleh saja memberikan petunjuk, atau pancingan-pancingan untuk memudahkan si anak berpikir.
Baca Juga:
Dear Bunda, Ini 4 Cara Meningkatkan Imunitas Anak
Membantunya terlalu cepat, akan menumpulkan kemampuan anak untuk memecahkan masalah. Jika terbiasa dibantu, anak-anak akan mudah putus ada. Terlalu mengandalkan orang lain.
3. Biarkan dia menjawab atau merespon pertanyaan
Kadang-kadang orangtua merasa gemas jika anak tak segera menjawab pertanyaan. Padahal yang ditanyakan sangat mudah. Sebaiknya orangtua tak buru-buru membantu jika si anak ditanya. Atau malah mendesaknya untuk cepat-cepat menjawab.
Di fase ini, anak sedang berlatih untuk mempertimbangkan kembali dan mengkritisi jawabannya. Hal ini sangat bagus untuk melatihnya beripikir kritis. Saat dewasa nanti itu akan memudahka dia untuk berpikir panjang dan tak reaktif saat dihadapkan di situasi mendesak. Sebab sikap reaktif kadang-kadang menimbulkan kesembronoan.