

Barakata.id, Batam – Greg Nicotero, produser eksekutif serial The Walking Dead punya cara yang tak biasa dalam menghadapi masa pandemi corona (Covid-19). Ia memajang dekorasi di pagar rumahnya dengan deretan kepala zombi.
Melalui satu foto di akun Instagram pribadinya, Nicotero memamerkan foto deretan dekorasi kepala berdarah yang ditancapkan di tiang-tiang pagar rumahnya.
Kepala zombi-zombi yang dipasang berjejer di pagar rumahnya itu, sama persis dengan yang ada di film serialnya. Menurut Greg Nicotero, ia sengaja mendekorasi pagar rumahnya dengan kepala zombi untuk mengusir virus corona.
Baca Juga :
Pengalaman Tom Hanks Saat Terinfeksi Corona, Linu dan Sangat Pusing
Tentu saja, apa yang dilakukan Greg Nicotero dianggap sebagian orang aneh dan menyeramkan, ada juga yang memandanganya sebagai lelucon. Tapi ia tak ambil pusing.
“Mendekorasi pagar rumah saya! Tentu untuk mengusir virus,” demikian keterangan foto tersebut.
Greg Nicotero kemudian menjabarkan identitas para zombi menggunakan nama karakter yang pernah ada di serial The Walking Dead, mulai dari Alpha hingga Bicycle Girl.
Mengutip CNN, saat ini, film The Walking Dead sudah memasuki musim kesepuluh. Namun, penayangan episode final serial tersebut terpaksa ditunda karena wabah virus corona yang melanda dunia.
Baca Juga :
Karena Corona, Industri Film Global Rugi Rp71,2 Triliun
Pada episode sebelumnya yang disiarkan pada 15 April lalu masih meninggalkan sejumlah tanda tanya besar akan nasib beberapa tokoh kunci The Walking Dead.

Untuk menjawab rasa penasaran penonton, salah satu produser eksekutif serial tersebut, Denise Huth, membocorkan sedikit latar episode terakhir yang diberi tajuk A Certain Doom.
“Masih ada pengetahuan bahwa semua ini rumit dan sekali lagi, mungkin tidak semua orang bisa keluar dalam keadaan hidup,” katanya.
Seperti diketahui, The Walking Dead merupakan serial televisi horor pasca-apokaliptik Amerika yang dikembangkan oleh Frank Darabont untuk AMC, berdasarkan serial buku komik dengan nama yang sama oleh Robert Kirkman, Tony Moore, dan Charlie Adlard.
*****
Editor : Poli Gea