Beranda Kepulauan Riau

Rumah Sakit di Batam Waspada Cacar Monyet

197
0
RSUD Embung Fatimah Kota Batam
DPRD Batam

Batam – Pemerintah Kota Batam terus melancarkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus cacar monyet. Selain mengimbau warganya agar mengindari bepergian ke negara Singapura untuk sementara, rumah sakit dan puskesmas juga diminta siaga.

Dinas Kesehatan Kota Batam juga berkoordinasi dengan pengelola Kantor Pelabuhan serta Bandara untuk meningkatkan pengawasan terhadap penumpang kapal dan pesawat dari Singapura untuk mengantisipasi virus cacar monyet masuk ke Batam.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Langkah antisipasi tersebut dilakukan Pemko Batam setelah pihak Otoritas Singapura mengumumkan seorang warga Nigeria yang datang ke negara itu terbukti terjangkit dan membawa virus cacar monyet dari negaranya.

Meski virus tersebut dinilai tidak mematikan, ruang isolasi dan alat pendeteksi suhu tubuh disiagakan di pintu masuk Batam. Batam memang patut waspada. Jarak kota itu dengan Singapura hanya sekitar 60 menit perjalanan menggunakan kapal laut.

Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi sudah meminta jajaran dan seluruh rumah sakit baik pemerintah maupun swasta, serta puskesmas di Batam bersikap waspada.

“Kalau ada orang yang datang dan menunjukkan gejala mencurigakan, langsung rujuk ke Rumah Sakit Umum Embung Fatimah dan Rumah Sakit BP Batam,” kata Didi, Senin Senin (13/5/19).

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri, warga Singapura mendominasi daftar wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi Kepri. Pada periode Januari-Maret 2019, warga Negeri Singa yang datang ke Kepri tercatat sebanyak 310.367 orang atau sekitar 46,17 persen dari total kunjungan wisman ke Kepri tahun 2019.

Data BPS Kepri, kunjungan warga Singapura ke Kepri pada Maret 2019 sebanyak 126.619 orang. Jumlah itu naik 27,96 persen dibanding kunjungan pada bulan Februari yang sebanyak 98.955 orang.

Mengingat tingginya arus masuk warga Singapura ke Batam, dan banyaknya warga Batam yang bepergian ke negara itu, menurut Didi Kusmarjadi, Batam mempunyai strategi kontigensi menghadapi potensi masuknya virus penyakit dari luar negeri.

Didi mengatakan, selama ini pihaknya terbiasa menelisik virus MERS-CoV yang diidap jemaah haji yang baru pulang dari Timur Tengah. Ia berharap, mencuatnya isu cacar monyet ini tidak sampai mengganggu aktivitas perekonomian dan investasi di Batam.

RSBP siapkan ruang isolasi

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Kota Batam, Sigit Riyanto mengatakan, pihaknya iap melayani apabila ada masyarakat yang terkena penyakit cacar monyet atau “monkeypox”.

RSBP Batam bahkan telah menyediakan ruang isolasi untuk menangani apabila ada pasien yang terindikasi menderita penyakit menular tersebut.

“Risiko penyebaran cacar monyet di Batam masih rendah, namun kami sudah menyiapkan ruangan isolasi lengkap dengan peralatannya,” katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (13/5/19).

Sigit menyatakan, apabila ada masyarakat atau orang asing yang mengeluh panas tinggi, lemas dan muncul ruam pada kulit diminta untuk segera ke RSBP Batam atau RSUD Embung Fatimah.

Sigit meminta masyarakat diminta untuk tidak panik terhadap isu penularan cacar monyet di Kota Batam.

“Virus tersebut relatif dapat segera diatasi bila segera ditangani,” ujarnya.

Sigit memastikan pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengambil tindakan pencegahan penularan virus cacar monyet. Ia menegaskan, sampai sekarang belum ditemukan ada pengidap cacar monyet di Batam.

*****