Barakata.id, Kabul – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengutuk keras atas kasus dugaan penembakan terhadap Pemimpin Redaksi stasiun radio Sada-e-Ghor (Suara Ghor), Bismellah Adel Aimaq (28), Jumat (1/1/2021) waktu setempat.
Ghani mengatakan pemerintahnya berkomitmen untuk mendukung dan mempromosikan kebebasan untuk berekspresi.
“Taliban dan kelompok teroris lainnya tidak dapat membungkam suara sah jurnalis dan media dengan melakukan serangan semacam itu,” kata Ghani lewat akun Twitter pribadinya.
Kendati Ghani menyinggung nama Taliban, belum ada pihak atau kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan Aimaq tersebut.
Pembunuhan yang menargetkan jurnalis, pejabat pemerintah, dan aktivis hak asasi manusia (HAM) telah meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir.
Padahal saat ini Pemerintah Afghanistan sedang menjalin pembicaraan damai dengan Taliban di Doha, Qatar.
Baca juga:
- Aktivis Jurnalis “Sexy Killers” Dandhy Dwi Laksono Ditangkap
- Rekaman Audio Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi Diungkap
“Pada Desember lalu, Taliban menyatakan mereka tidak terlibat dalam aksi pembunuhan jurnalis,” ujar Ghani.
Bismellah Adel Aimaq tewas ditembak mati dalam sebuah penyerangan di Provinsi Tengah Ghor. Ia menjadi jurnalis kelima yang tewas dalam dua bulan terakhir.
“Sayangnya, Bismellah Adel Aimaq dibunuh oleh orang-orang bersenjata tak dikenal malam ini di Firoz Koh. Korban mulai bekerja di Radio Sada-e-Ghor sejak 2015,” kata Wakil Gubernur Ghor Habibollah Radmanesh pada Sabtu (2/1/2021).
Baca juga:
- Aksi Jurnalis Batam: Pak Polisi, Jurnalis Bukan Penjahat Jangan Disikat
- AJI Batam Kecam Kekerasan Terhadap 7 Jurnalis Saat Liput Aksi 24 September
Tik Tok Hapus Akun Palestina.
Samentara itu, platform media sosial asal China, TikTok, menghapus akun jaringan berita Palestina yang kerap memuat video tentang pelanggaran-pelanggaran Israel terhadap Palestina dan ajakan kepada Israel – negara Arab untuk tidak menormalisasi hubungan diplomatik.
Berbicara kepada Anadolu Agency (AA), Hamza co-Brancheki, yang mengelola akun TikTok dari organisasi berita Palestina “Jerusalem News Network”, mengatakan bahwa platform media sosial TikTok menghapus akun organisasinya tanpa memberikan peringatan apa pun.
Branch menyatakan akun yang dihapus itu kerap membagikan informasi tentang masalah Palestina, pelanggaran Israel terhadap Palestina, dan normalisasi negara-negara Israel-Arab.
Akun tersebut memiliki 50 ribu pengikut dan telah mempublikasikan 1200 video. Sebelum dihapus, Hamza mengatakan video tersebut memiliki 7 juta penonton dan 350 ribu suka.
Hamza meminta manajemen TikTok untuk mengembalikan akun organisasi tersebut.
“Jika TikTok tidak menghentikan langkahnya, dia akan masuk dalam daftar aplikasi media sosial yang menyatakan perang terhadap Palestina dan mendukung Israel,” katanya.
“Palestina melihat TikTok sebagai aplikasi media sosial asal China yang berbasis di AS yang sedang menghindari pembatasan otoritas AS,” imbuhnya.
Iyad er-Rifai, direktur pusat bernama “Sada Social”, yang didirikan untuk membela hak-hak pengguna media sosial Palestina, mengatakan warga Palestina melihat aplikasi media sosial TikTok sebagai tempat pelarian dari pembatasan berbagai konten Palestina yang diberlakukan oleh aplikasi media sosial lain yang berbasis di AS.
Baca juga:
- AJI Desak Polda Kepri Tuntaskan Kasus Kekerasan Terhadap Jurnalis
- Jurnalis Kepri Ungkap Fakta dengan Belajar Tools Google
Rıfai menambahkan, penghapusan akun tersebut merupakan tahapan baru bagi seluruh konten Palestina yang dibagikan dalam aplikasi tersebut. Organisasi berita Palestina “Jerusalem News Network” bermarkas di Tepi Barat dan Gaza, dipimpin oleh sekelompok jurnalis muda Palestina.
*****
Editor: Ali Mhd
Sumber: republika.co.id