Saudi – Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap rekaman audio pembunuhan sadis yang dialami jurnalis Arab Saudi, Jamal Khasoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018 lalu. Rekaman tersebut merupakan hasil penyelidikan perdana Pelapor Khusus PBB, Agnes Callamard.
Rekaman audio itu merupakan bukti yang diperoleh dari Turki dan sejumlah lembaga intelijen. Rekaman audio tersebut berisikan penjelasan tentang saat Khashoggi memasuki gedung konsulat.
CNN melaporkan, setelah memasuki gedung konsulat, Khashoggi kemudian disuntik obat penenang dan kepalanya dimasukkan ke dalam kantung plastik dan tewas karena tidak ada udara. Kemudian terdengar pula seseorang yang mengatakan bahwa Khashoggi akan dibawa ke Arab Saudi.
“Kami akan membawa Anda pulang (ke Arab Saudi). Ini perintah dari Interpol,” ujar orang tersebut yang sepertinya ditujukan kepada Khashoggi.
Lalu terdengar suara Khasoggi menjawab, “tidak ada kasus yang saya hadapi.” Khashoggi lalu mengingatkan mereka bahwa ada orang yang sedang menunggunya di luar konsulat.
Rekaman selanjutnya memperdengarkan tentang beberapa suara pria yang memerintahkan Khashoggi menulis pesan singkat kepada anak laki-lakinya. Percakapan itu sebelum seseorang berkata: “potong pendek”
Baca Juga : PBB Geram Gaji Menteri Palestina Naik 70 Persen
Khashoggi kemudian bertanya:” Di sini ada handuk. Apakah Anda akan memberi saya obat?”
“Kami akan membius anda,” jawab sebuah suara lain.
Setelah percakapan itu, terdengar suara benturan seperti baku pukul. Kemudian, terdengar seorang pria bertanya apakah Khashoggi telah pingsan.
“Dia mengangkat kepalanya.”
“Terus dorong.”
“Dorong ke sini. Jangan lepaskan tanganmu. Dorong itu,” demikian bunyi suara-suara tersebut.
PBB sebut Arab Saudi bertanggung jawab
Hasil penyelidikan perdana pelapor khusus PBB menyimpulkan pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi dilakukan secara sengaja dan terencana. Pelapor khusus PBB, Agnes Callamard yang memimpin penyelidikan kasus ini menjelaskan hasil penyelidikan bahwa Arab Saudi bertanggung jawab berdasarkan hukum internasional atas pembunuhan Khashoggi.
Mengutip laporan CNN yang dilansir Tempo.co, Kamis (20/6/19), meski menyatakan Arab Saudi bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi, namun pelapor khusus PBB tidak membuat kesimpulan kesalahan dari Putra Mahkota Arab Saudi yang juga sebagai Menteri Pertahanan, Mohamed bin Salman dan Raja Salman.
Baca Juga : Apakah Iran Bakal Perang dengan AS?
Sebaliknya, Callamard berujar:”bukti yang dapat dipercaya yang perlu diselidiki lebih lanjut oleh otoritas yang tepat, apakah ambang batas tanggung jawab pidana telah dipenuhi.”
Menurut Callamard, Khashoggi sepenuhnya mengetahui tentang kekuasaan Putra Mahkota itu dan telah menyatakan ketakutannya mengenai apa yang akan menimpa dirinya jika dia kembali ke Arab Saudi.
Khashoggi tinggal di Amerika Serikat dan menjadi jurnalis dan penulis kolom di media terkemuka AS, Washington Post. Dia dinyatakan hilang dan tewas setelah memasuki gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2019. Hingga saat ini, jasad Khashoggi belum ditemukan.
*****