
Barakata.id, Batam – Festival Pulau Penyengat 2020 akan digelar pada Februari-Maret mendatang. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, festival yang digelar di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu akan mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
Kemenpar sudah memasukkan Festival Pulau Penyengat 2020 ke dalam kalender pariwisata nasional atau Calendar Of Event (COE) 2020. Artinya, pemerintah pusat akan ikut membantu sebagian besar kegiatan pariwisata dan kebudayaan tersebut, mulai dari promosi hingga bentuk kegiatannya.
“Alhamdulillah FPP masuk COE 2020. Kita akan desain festivalnya dengan melibatkan masyarakat Penyengat. Festival ini nantinya bakal tampil lebih beda dari yang sebelumnya,” ujar Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Surjadi dalam keterangana tertulisnya, Jumat (6/12/19).
Baca Juga : Kenduri Seni Melayu Masuk 100 Kalender Pariwisata Nasional Lagi
Masuknya Festival Pulau Penyengat dalam COE 2020, sudah diluncurkan di gedung Kemenpar, Jakarta pada Kamis (5/12/19). Surjadi mengatakan, FPP 2020 akan digelar pada 14 sampai dengan 18 Februari.
“Tapi puncaknya kita buat di Maret,” ujarnya.
Menurut Surjadi, festival ini juga menjadi bagian dari strategi Pemko Tanjungpinang dalam mempromosikan wisata halal di daerah itu.
Dengan masuknya Festival Pulau Penyengat dalam COE 2020, lanjut Surjadi, maka Kemenpar akan memberikan pendampingan sekaligus membantu promosi. Penggarapan FPP 2020 akan dimatangkan pada akhir Desember ini.
“Kita akan dorong penjualan event ini ke kawasan Melayu serantau,” kata dia.
Meski demikian, Surjadi memastikan bahwa destinasi wisata lainnya di Tanjungpinang juga tidak akan ditinggal. Menurutnya, pemerintah akan mendorong paket wisata di kawasan Senggarang dan Kampung Bugis.
“Pemko akan lebih melibatkan Kelompok Sadar Wisata, kita akan dorong dan promosikan semua potensi destinasi wisata di Tanjungpinang,” ujarnya.

Plt Gubernur Kepri, Isdianto pada acara peluncuran COE 2020 di Kemenpar mengatakan, karakteristik masyarakat dan budaya Melayu yang masih kental di Pulau Penyengat merupakan potensi pariwisata yang sangat layak untuk dijual.
Isdianto bertekad menjadikan Penyengat benar-benar menjadi pulau sumber ilmu pengetahuan sejarah dan agama di Kepri, bahkan secara nasional.
“Penyengat adalah pulau yang penuh dengan sejarah Melayu dan kental dengan nuansa religi (Islam). Ini adalah kekayaan besar bagi kita,” katanya.
Baca Juga : Tiru Bali, Batam Tampilkan Budaya Melayu di Ruang Publik
Salah satu potensi wisata di Penyengat yang sudah sangat terkenal di seantero negeri adalah bahwa pulau itu merupakan asal dari bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional. Pulau Penyengat juga penuh sejarah karena pernah menjadi pusat pemerintahan di masa Kesultanan Melayu.
Berdasarkan kegiatan serupa tahun sebelumnya, festival ini nantinya juga akan menampilkan berbagai kegiatan dan permainan tradisional rakyat. Bukan hanya dari masyarakat setempat tapi juga kelompok-kelompok dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Di antara kegiatan yang bakal ditaja adalah, Lomba Gurindam 12, Napak Tilas Sejarah Pulau Penyengat, Lomba Berbalas Pantun, Lomba Barzanji, Dongeng Melayu, dan lainnya.
*****
Editor : Yuri B Trisna
Apakah Dari tim kesenian diluar dari daerah Kepri bisa untuk bergabung dan berpatisipasi pada kegiatan tersebut ?