Beranda Kepulauan Riau

26.540 Warga Kepri Aktif Pakai Narkoba

145
0
Ilustrasi. Polres Bintan menggelar jumpa pers tentang pemusnahan sabu seberat 114,7 kg, Selasa (17/9/19). (F:Barakata.id)
DPRD Batam

Barakata.id, Batam – Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan, ada 26.540 warga Kepulauan Riau (Kepri) yang aktif memakai narkoba. Jumlah pengguna narkoba itu merupakan hasil penelitian BNN dari tahun 2017 sampai 2019.

Kepala BNN Provinsi Kepri, Brigjen Pol Richard Nainggolan mengatakan, pengguna narkotika dan obat terlarang di Kepri memang cukup fantastis.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

“Ada puluhan ribu di Kepri ini sebagai pengguna (narkoba) aktif. Totalnya sekitar 26.540 pengguna. Itu data hasil survei nasional,” katanya saat silaturahmi bersama awak media di Batam, Kamis (31/10/19) siang.

Baca Juga : Pulau di Bintan Jadi “Gudang” Sabu Selundupan dari Malaysia

Dari 26.540 orang pengguna aktif tersebut, lanjut Richard, ada pengguna yang sudah mendapatkan rehabilitasi dan ada juga yang belum.

Richard mengatakan, BNN melakukan survei nasional terhadap penggunaan narkotika setiap tiga tahun sekali. Survei dilakukan di setiap wilayah.

Survei tersebut dilaksanakan oleh lembaga independen dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) . Karena itu, data survei tersebut bisa dipertanggungjawabkan akurasinya.

Menurut Richard, jumlah pengguna narkoba di Kepri bisa saja bertambah atau lebih banyak dari data survei tersebut, dan ada kemungkinan juga untuk bertambah.

Sementara untuk penindakan, kata Richard, BNN Kepri sepanjang 1019 ini
telah menyita narkoba jenis sabu seberat 141.873 kilogram, dan 44.933 ribu pil ekstasi.

BNN Kepri juga mendapati ada dua kasus pencucian uang. Kasus tersebut kini masih dalam penanganan.

Richard menjelaskan, Provinsi Kepri termasuk wilayah rawan narkotika. Hal itu disebabkan kondisi geografis Kepri yang terdiri dari banyak pulau, baik besar maupun kecil.

Baca Juga : Operasi Antik Seligi, Polisi Tangkap 80 Penjahat Narkoba

Di antara ribuan pulau yang ada di Kepri, banyak pula yang tak berpenghuni. Kondisi tersebut sering dimanfaatkan jaringan narkoba internasional untuk menyelundupkan narkoba dari negara tetangga ke Indonesia melalui Kepri.

Banyaknya pulau kosong fan terpencil juga membuat Kepri memiliki banyak jalur atau pelabuhan tikus.

“Aksi-aksi penyelundupan dari jaringan internasional sering memanfaatkan jalur tikus dan pelabuhan-pelabuhan rakyat. Itu menjadi atensi kita bersama aparat penegak hukum lain untuk memperketat pengawasan,” ujarnya.

*****

Penulis : Ali Mhd