Menurut Sjarief, meski berstatus PDP, R belum dinyatakan positif terpapar virus corona. Menurutnya, bronkopneumonia bukan penyakit khas Covid-19.
“Meninggalnya karena faktor penyakitnya bronkopneumonia atau BP. Kurang khas (penyakitnya disandingkan dengan covid-19), yang khas itu pneumonia berat,” kata dia.
Meski demikian, untuk memastikan R terinfeksi Covid-19 atau tidak, RS Bahteramas telah mengambil sampel lendir kerongkongan (swab) untuk diperiksa.
“Setelah meninggal kita lakukan swab, (karena statusnya PDP) standard Covid kita lakukan,” kata dr Sjarief Subijakto.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kolaka, dr Muh Aris membenarkan R adalah PDP RS Bahteramas asal Kolaka yang meninggal.
Baca Juga :
Jokowi: Prioritas Tes Corona untuk Dokter, Bukan Anggota DPR
Ia menegaskan, R belum bisa dikonfirmasi positif atau tidak karena sampel penentuannya baru dikirim ke Jakarta.
“Positif atau tidak tinggal tunggu juru bicara Covid Nasional. Kita berharap semoga negatif, semua sampelnya sudah dikirim.” urainya
Menurut info yang dia peroleh, R dirawat sejak 20 Februari di Kendari.
“Sejak tanggal 20 Februari awalnya di RS Bhayangkara terus dirujuk ke RS Bahteramas. tidak pernah berobat di sini di Kolaka,” kata dia.
Baca Juga :
Hadiri Pesta Pernikahan, 37 Tamu Positif Corona
Aris mengimbau kepada pihak keluarga untuk menerima lapang dada atas kepergian R. Ia juga meminta kepada semua pihak yang pernah kontak dengan R saat sepulang umrah maupun saat jenazahnya diantar ke Kolaka dan disiapkan untuk dikebumikan, untuk melakukan isolasi mandiri sambil menunggu hasil swab jenazah R positif Covid-19 atau tidak.
“Untuk keluarga inI tolong mengikuti saran. Semua yang pernah kontak sampai betul-betul ada hasilnya bahwa ia negatif harus isolasi mandiri di rumah. Tidak bisa kita memikirkan diri sendiri, ini untuk keluarga kita, anak-anak kita yang sangat rentan,” pungkas Aris.
*****