

Barakata.id, Jakarta – Respon pasar terhadap Kabinet Jokowi periode 2019-2024, tidak ada yang mengejutkan. Pasar cenderung datar dan bahkan mengawalinya dengan zona merah.
Dalam susunan Kabinet Indonesia Maju yang diumumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (20/10/19) pagi itu, banyak nama-nama baru yang mengisi formasi menteri, khususnya menteri yang menjabat bidang ekonomi.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mengawali perdagangan pada hari Rabu kemarin di zona merah.
Baca Juga : Daftar Menteri Kabinet Indonesia Maju, Tak Ada Nama Susi
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga masih keok, terpantau berada di bawah tekanan.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah 0,02 persen ke level 6.224,42. Pada pukul 09:30 WIB, indeks saham acuan di Indonesia tersebut telah memperlebar kekalahannya menjadi 0,19 persen ke level 6.213,53.
Kemudian pada pukul 10.21 WIB, IHSG melemah 0,36 persen di level 6.202,84.
Asing bahkan mencatatkan net sell atau jual bersih hingga Rp121,29 miliar di semua pasar, pasar reguler Rp61,29 miliar dan pasar nego dan tunai asing net sell Rp59,78 miliar
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga sedang ditransaksikan di zona merah. Saat berita ini diturunkan, Rabu (23/10/19), indeks Nikkei terkoreksi 0,09 persen, indeks Shanghai melemah 0,19 persen, indeks Straits Times turun 0,52 persen, indeks Straits Times berkurang 0,35 persen, dan indeks Kospi jatuh 0,27 persen.
Adapun di pasar forex, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) penutupan pasar 23 Oktober 2019 juga masih tertekan, meski dengan besaran yang lebih terbatas.
Pada Selasa (23/10/2019) pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp14.050, alias melemah 0,09 persen atau 13 poin dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sutrisno Iwantono mengatakan, pelaku ekonomi tidak terlalu optimistis dilihat dari pergerakan IHSG hari ini yang berada di zona merah.
“Sebagai pengusaha kami fokus kepada menteri ekonomi. Pasar saham terlihat merah, walaupun bursa saham yang lain merah. Tapi ini artinya pasar menanggapi dingin-dingin saja. Kita menghadapi problem jangka pendek yang berat. Dengan komposisi menteri ini, tampaknya kita tidak terlalu optimistis,” ujar Iwantono, Rabu (23/10/19).
Dia memaparkan, dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat seperti saat ini, kuncinya adalah investasi yang harus digenjot. Sementara Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dipegang oleh Bahlil Lahadalia.
“Saya tidak under estimate dengan Bahlil, tapi harusnya investasi dipegang orang yang punya pengalaman internasional. Tentu Bahlil walaupun pengusaha, masih harus diuji, apakah memiliki kemampuan ke arah sana. Sebab investasi adalah kunci untuk memajukan ekonomi,” papar Iwantono.
Baca Juga : Reksadana Pasar Uang dengan Kinerja Terbaik
Kemudian variabel kedua untuk menggenjot ekonomi adalah ekspor, yang menjadi domain menteri perdagangan yang saat ini diduduki oleh Agus Suparmanto.
“Saya tidak tahu Agus Suparmanto ini siapa. Harusnya menteri perdagangan dipegang oleh orang yang berpengalaman. Airlangga Hartarto harusnya lebih pas untuk posisi Menteri Perdagangan,” jelasnya.
*****