Beranda Urban Teknologi

Mulai Maret, Google Bukan Lagi Mesin Pencari Utama di Android

167
0
CEO Google, Sundar Pichai. Mulai 1 Maret 2020, Google bukan lagi jadi mesin pencari utama di Android. (F: via businessinsider.com)
DPRD Batam

Barakata.id, Batam – Google bukan lagi menjadi mesin pencari utama di ponsel dan tablet Android baru, terhitung mulai 1 Maret 2020. Ketentuan itu berlaku di 31 negara Uni Eropa.

Mengapa demikian? kebijakan ini merupakan konsekuensi dari sanksi yang dijatuhkan regulator antimonopoli Uni Eropa kepada Google. Pengadilan menyatakan Google terbukti menggunakan software Android untuk mematikan persaingan.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Pengadilan memutuskan Google melakukan aksi anti persaingan dalam seach engine di perangkat Android pada Juli 2018. Atas masalah ini UE menghukum Google denda US$5 miliar.

“Google telah menggunakan Android sebagai kendaraan untuk memperkuat dominasi search engine,” ujar Margrethe Vestager, komisaris kompetisi Uni Eropa, dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (16/1/20).

“Praktik-praktik ini telah membatasi kesempatan pesaing untuk berinovasi dan bersaing,” katanya.

Baca Juga :
Cara Agar Akun Google Terhapus Otomatis Setelah Meninggal Dunia

Dalam perjanjian antara Google dan vendor smartphone, ponsel yang menggunakan Android harus menginstal aplikasi pencarian Google dan browser Chrome jika ingin mendapatkan lisensi Play Store. Aplikasi ini diberikan secara gratis.

Selain itu ada 11 aplikasi yang akan terinstal otomatis di ponsel android termasuk Maps, Gmail, dan Documents.

Regulator UE juga menyebut Google melakukan tindakan ilegal selama 20011-2014 dengan membayar perusahaan yang secara eksklusif pre-install aplikasi Google Search pada ponsel. Kebijakan ini dilakukan untuk mencegah pembuat ponsel menjual Android versi modifikasi.

Untuk diketahui, Android menguasai sekitar 80 persen lebih pasar ponsel di dunia. Google pun diwajibkan menyediakan empat search engine atau mesin pencari alternatif bagi pengguna yang diinstall ketika pertama kali ponsel Android diaktifkan.

Menanggapi sanksi tersebut, CEO Google, Sundar Pichai mengatakan, Android telah meningkatkan kompetisi bukan mengurangi. Pengguna Android masih bisa menghapus aplikasi yang sudah diinstal sebelumnya dengan mengunduh aplikasi pihak ketiga alternatifnya.

Sundar Pichai mengatakan produsen ponsel juga dapat memilih untuk memodifikasi Android. Android memiliki aturan kompatibilitas untuk memastikan produk developer aplikasi berfungsi lintas perangkat.

Baca Juga :
5 Cara Mudah dan Cepat Melacak Nomor HP Lewat Google

Dilansir dari Android.com, terhadap putusan tersebut, Google telah merilis daftar search engine pilihan pengguna selain Google di 31 negara Uni Eropa. Google bahkan sudah mengeluarkan daftar search engine alternatif yang paling banyak digunakan yakni DuckDuckGo, Info.com, PrivacyWall, Qwant dan Yandex.

Sebagai informasi, meski Google tidak menghasilkan uang secara langsung dari Android, Google mendapatkan hasil dari iklan melalui search serta Chrome, Maps, dan Gmail. Perusahaan menyajikan iklan di dalam aplikasi dan menggunakan data yang dikumpulkannya dari pengguna untuk menargetkan iklan di seluruh platformnya.

Google juga mendapat tambahan pendapatan dari unduhan aplikasi atau berlangganan melalui Play Store.

“Sejauh ini, model bisnis Android yang kami terapkan tidak membebankan biaya pada pembuat ponsel atas teknologi kami, atau bergantung pada model distribusi yang dikendalikan secara ketat,” kata Sundar Pichai dalam blog Google.

*****