Beranda Urban Nusantara

Enggak Usah Takut dengan Virus Corona

157
0
Masker
Masker dianggap ampuh untuk mencegah penyebaran virus corona. WHO kini mendukung settiap orang memakai masker. (F: Istockphoto/ Izusek)
DPRD Batam

Barakata.id, Jakarta – Sebagian masyarakat Indonesia, dalam beberapa waktu terakhir dibuat takut dengan virus corona. Namun, masih banyak pula warga yang menanggapi ‘momok’ virus corona dengan biasa-biasa saja.

Yasin (27) pedagang gorengan yang mangkal di area permukiman dua pasien positif corona, di Depok, awalnya sempat takut. Dua hari setelah muncul kabar WNI positif corona, ia sempat menggunakan masker. Hanya untuk berjaga-jaga, katanya.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

“Waktu pertama, pakai. Waktu lagi booming-booming-nya tuh,” ujarnya, dilansir dari cnnindonesia.com, Jumat (6/3/20).

Baca Juga :
Nyat Kadir Minta Presiden Kaji Ulang Pembangunan RS Khusus Corona di Batam

Namun, setelah itu ia tak lagi menggunakannya. Toh, menurutnya dua pasien itu sudah dirawat. Ramai penyebaran corona juga tak sampai membuat ia berhenti berjualan.

Meski demikian ia tetap berjaga-jaga agar virus itu tak menjangkiti tubuhnya. Caranya, kini ia mulai rutin meminum jamu agar daya tahan tubuhnya tetap terjaga.

“Biar kuat, akunya harus minum jamu, jamu gendongan kayak gitu,” ujar Yasin.

Seperti diketahui, pada Senin (2/3/20) Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus WNI positif corona pertama kali di Indonesia. Kasus itu menimpa ibu dan anak yang tinggal di kawasan Depok, Jawa Barat.

Lain dengan Yasin, Alfian (28), seorang petugas parkir liar di Jalan Margonda, Depok, justru biasa-biasa saja. Menurutnya, virus Corona justru harus dilawan.

Alfian mengaku tak takut meski virus Corona sudah memasuki Depok, daerah tempat tinggalnya. Yang penting baginya masyarakat bisa menjaga pola hidup sehat, tidak jajan sembarangan, seperti kelelawar atau anjing yang ia sebut sebagai asal virus itu muncul.

“Untuk masyarakat Indonesia, enggak usah takut Corona. Enggak perlu ditakutin. Malah harus kita lawan,” ujarnya.

Sementara Sadiman (54) seorang pedagang kopi keliling di depan Balai Kota Depok, justru berdoa agar dua pasien positif corona cepat sembuh. Warga Cipayung, Depok, itu tak sampai melakukan upaya pencegahan apapun pada dirinya agar tak terinfeksi Corona.

Baca Juga :
Cegah Virus Corona, Orang Sehat Tak Disarankan Pakai Masker

Namun demikian, ia berharap pemerintah cepat tanggap agar virus Corona tak menjangkiti warga lain, termasuk dirinya.

“Ya, emang musibah itu enggak bisa ditolak. Siapapun enggak mau kena musibah. Ya jangan sampai merembet gitu,” katanya.

Hingga Jumat (6/3/20), jumlah korban terinfeksi virus corona di seluruh dunia berjumlah 97.885 orang. Sedangkan pasien yang sembuh mencapai 53.769 orang. Sementara korban meninggal berjumlah 3.348 orang.

Kementerian Kesehatan RI menyatakan dua warga Depok pasien positif virus corona bakal pulang jika dalam dua kali pemeriksaan ulang hasilnya negatif. Kedua pasien itu saat ini masih menjalani perawatan di RS Penyakit Infeksi Sulianto Saroso, Jakarta sejak Minggu, 1 Maret lalu.

Mirip Zombie Zone

Seorang pria lainnya yang ditemui di Depok, mengaku jengah dengan pemberitaan yang keliru terkait permukiman tempat tinggalnya. Beberapa hari terakhir, wilayahnya jadi sorotan publik lantaran dua warga dinyatakan positif terjangkit virus corona (Covid-19).

“Berantakan semua. Berantakan semua. Salah semua (pemberitaan),” kata pria itu, Kamis (5/3/20).

Pria yang enggan namanya ditulis itu mengaku mengenal kedua pasien tersebut sebagai orang baik. Namun hebohnya wabah corona di daerahnya justru membentuk persepsi miring terkait kompleks perumahan yang ia tinggali.

“Pokoknya setop memberitakan kita sebagai kompleks yang eksklusif,” katanya memulai obrolan di sebuah warung kecil.

“Kayak zombie zone, seolah-olah kita kayak kompleks yang harus dikasihani gitu loh,” tambahnya.

Dia pun mengkritik sejumlah media dan wartawan yang tidak menerapkan kode etik jurnalistik dalam meliput kasus ini. Terutama, pemberitaan media yang mengungkap identitas maupun rumah kedua pasien positif corona.

“Krosceknya ini kok ngaco. Prinsip-prinsip jurnalistiknya itu enggak kepake. Kenapa? Sudah jelas dia bukan koruptor. Dia bukan penjahat. Kok dibuka datanya. Seolah-olah dia penjahat,” kata pria yang mengaku sebagai mantan jurnalis itu.

Ia mengenal baik dengan kedua pasien. Saat mendengar kabar tentang pasien pertama di Indonesia yang dinyatakan positif corona, ia cukup terkejut. Padahal dirinya terakhir berjumpa dengan dua pasien yang disebut positif corona itu pada Januari lalu.

Baca Juga :
Pariwisata Singapura Kehilangan 20 Ribu Turis per Hari karena Virus Corona

Selama ini, kata dia, pasien juga dikenal sebagai orang yang rajin berolahraga, selain aktif dalam kegiatan warga di permukimannya.

“Pengurus warga yang menangani masalah pengembangan dan kreativitas anak dan remaja di lingkungan kita. Kan, ada divisinya,” ujarnya.

Karena itu, ia geram saat mengetahui identitas kedua pasien menyebar ke publik. Terutama, soal rumah dan area permukimannya yang disebut-sebut bakal menjadi zona eksklusif dan diisolasi. Padahal, menurutnya, sejauh ini tak ada masalah di antara warga sekitar.

“Kita ketawa semua, enggak ada masalah kok,” katanya.

*****

Sumber : CNN Indonesia