Beranda Urban Nusantara

Buralimar Harapkan Kepri Dapat Efek Positif dari Kerjasama Kamboja dengan Indonesia Dibidang Pariwisata

58
0
Indonesia dan Kamboja Lanjutkan Kerjasama Bidang Pariwisata F,ist
Indonesia dan Kamboja Lanjutkan Kerjasama Bidang Pariwisata F,ist
DPRD Batam

Barakata.id,Kepulauan Riau – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno bersama Menteri Pariwisata Kerajaan Kamboja menandatangani nota kesepahaman untuk melanjutkan kerja sama di bidang pariwisata bagi kedua negara. Kerjasama dua negara ini diharapkan juga membawa angin segar untuk pariwisata Kepri. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar, Rabu (19/1).

Buralimar mengatakan kerja sama yang dilakukan secara virtual dengan menandatangani Nota Kesepahaman yang dilakukan oleh Menparekraf Sandiaga dengan Menteri Pariwisata Kerajaan Kamboja Dr Thong Khon di Jakarta dan Sihanoukville, digelar Selasa (18/1/2022).

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Buralimar mengatakan dalam kerjasama tersebut terdapat kesepahaman bagaimana komitmen dua negara untuk saling mempercepat pemulihan wisata di dua negara masing-masing. Tentu dalam hal ini jika Indonesia bisa kembali pulih wisatanya maka sudah pasti Kepri sebagai salah satu pintu masuk wisman akan mendapatkan efek positif.

Buralimar mengatakan Kamboja sudah sejak lama dan komitmen dalam melakukan kerjasama bilateral terkhusus bidang wisata dan budaya. Kamboja dan Indonesia merupakan daerah wisata yang memiliki keanekaragaman budaya yang juga menjadi daya tarik tertentu untuk wisatawan.

Sementara itu dikutip dari laman kemenparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi kerja sama bilateral antara Indonesia dan Kerajaan Kamboja yang semakin kuat. “Ini juga menegaskan bahwa kedua negara berkomitmen untuk mempercepat pemulihan industri pariwisata untuk kesejahteraan rakyat dan sebagai bagian dari masalah pemulihan ekonomi nasional,” kata Menparekraf Sandiaga.

Nota Kesepahaman tersebut merupakan pembaruan Nota Kesepahaman bidang Pariwisata yang sebelumnya telah disepakati kedua negara pada 16 Maret 1999. Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman ini, menunjukkan komitmen kedua negara dalam melanjutkan kerja sama serta mempererat tali persahabatan yang telah terjalin, khususnya di bidang pariwisata dan budaya.

Nota Kesepahaman ini menitikberatkan pada bidang kerja sama yaitu Kerja sama Promosi dan Pemasaran Pariwisata, Pengelolaan Destinasi Pariwisata, Kerja sama Sektor Swasta, Capacity Building, MICE, serta Kerja sama Event dan Konektivitas.

Kemenparekraf di bawah instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo, telah menyiapkan fokus, langkah yang tepat sasaran dan terukur untuk rencana pemulihan pariwisata Indonesia secara keseluruhan. Persiapan telah dilakukan dengan cara yang ketat namun penuh perhatian untuk memastikan keamanan dan ketenangan pikiran pengunjung begitu mereka kembali ke Indonesia.
“Oleh karena itu, dengan mengikuti ASEAN Tourism Forum (ATF) 2022, Indonesia yakin dapat mempertahankan posisinya sebagai top of mind bagi pembeli sebagai tujuan wisata kelas dunia,” ujarnya.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan dalam rangka 25th Meeting of ASEAN Tourism Ministers (M-ATM) yang diselenggarakan di Kingdom of Wonder, Kamboja. Peran kepemimpinan ASEAN Tourism Forum (ATF) akan diserahkan Kamboja kepada Indonesia mulai Januari 2022 hingga Januari 2023. Tema kepemimpinan ASEAN-nya adalah “Empower Talents, Embrace Technology, Recover Tourism. (nto)