
Barakata.id- Badan Pengusahaan (BP) Batam bangun Sedimentasi Trap Trash Rack (STTR) di waduk Duriangkang. Pembangunan STTR itu bertujuan menangani pencemaran lingkungan dan waduk.
Waduk Duriangkan merupakan salah satu sumber air baku terbesar yang menyediakan hingga 70 persen kebutuhan air di Kota Batam.
Baca Juga:
Banyak Kebun Ilegal di Waduk Duriangkang, BP Batam Akan Tingkatkan Pengamanan
Waduk Duriangkang memiliki luas cathcment area yang mencapai lebih dari 7.500 Ha. Tak heran jika waduk tersebut mampu menampung air baku dengan kapasitas lebih dari 100 juta m3.
Asisten Manager Penanganan Limbah, Misyar Yunanto, mengatakan STTR merupakan alat untuk menyaring sampah yang akan masuk ke waduk. Sehingga air baku yang akan masuk ke waduk sudah dalam kondisi bersih dan aliran airnya lancar.
Sesuai Detail Engineering Design (DED), di Waduk Duriangkang, rencananya akan dibangun 12 unit STTR. Namun pembangunannya tak dilakukan sekaligus. Rinciannya akan dibangun 8 unit trash rack dan sisanya 4 unit dibangun sand trap.
“Waduk Sungai Harapan sudah dibangun 1 unit dan selesai pada tahun 2020,” kata Misyar, Rabu (13/1/21).
Sedangkan di Waduk Duriangkang baru 3 unit, yaitu STTR 4, STTR 5 dan STTR 6. Dari total enam waduk yang ada, sudah terbangun 4 unit STTR.
“Rencananya akan ada pembangunan lagi untuk Waduk Tembesi 1 unit STTR,” kata Misyar.
Sementara itu Teknisi Pengelolaan Limbah, Untung Suardi, mengemukakan, tidak hanya sampah saja, tetapi lumpur dan pasir dapat tersaring di bangunan sedimentasi trap yang secara berkala dikeruk (normalisasi) dapat menghindari pendangkalan waduk. Sehingga kapasitas tampung waduk dapat dipertahankan dan air baku dapat terjaga untuk pemenuhan air bersih bagi masyarakat Kota Batam.
Baca Juga:
BP Batam Ajukan Lima Aset dan Tujuh Waduk Jadi Obvitnas
Menurut Untung, jika terjadi hujan selama 2-3 jam, samoah yang ditampaung sudah penuh satu bak atau sekitar 3 sampai 4 meter kubik.
“Jika hujan seperti kemarin (Minggu, 10/1/21), satu hari bisa dua kali lipat sampah yang kita tampung,” jelasnya.
Untung menambahkan, STTR tetap dijalankan setiap hari dan bisa dihidupkan dengan sistem otomatis. Sementara itu, untuk pengelompokan sampah saat ini hanya kayu yang dapat pisahkan, karena kayu tidak bisa dihancurkan dengan mesin pembakaran.
***
Editor: Asrul R