“Bayi Corona” Diprediksi Melonjak Usai “di Rumah Aja”

195
0
krisis kondom
Foto ilustrasi. Dunia diprediksi akan mengalami lonjakan "bayi corona" pada 9 bulan ke depan sebagai dampak dari sosial distancing atau berdiam diri di rumah. (F: net)
DPRD Batam

Barakata.id, Batam – Anjuran agar setiap orang “di rumah aja” untuk mencegah penyebaran virus corona diprediksi akan memunculkan ledakan “bayi corona”. Dengan berdiam diri di rumah, diyakini akan membuat pasangan punya lebih banyak waktu untuk berdekatan dan melakukan hubungan seksual yang mengarah pada kehamilan.

“Bayi-bayi corona” diperkirakan akan hadir hampir di seluruh dunia mulai 9 bulan ke depan atau awal tahun 2021.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Karena semua orang ‘dipaksa’ berdiam atau beraktivitas di dalam rumah, banyak pasangan yang sebelumnya memiliki waktu ‘berpisah’ lebih lama kini justru semakin lengket karena bisa 24 jam menghabiskan waktu bersama di rumah.

Baca Juga :
Corona Bikin Dunia Terancam Krisis Kondom

Dengan fakta itu, sangat memungkinkan terjadi aktivitas yang berpeluang menghadirkan manusia-manusia baru (bayi) ke dunia ini. Ada yang memprediksi, bakal terjadi apa yang disebut dengan “ledakan bayi Covid-19” yaitu bayi-bayi yang lahir di tengah masa pandemi corona.

Menteri Kesehatan Inggris, Nadine Dorries pun sudah berani meramalkan bahwa rumah bersalin bakal sibuk mulai Desember mendatang.

“Sebagai menteri yang bertanggung jawab atas layanan persalinan, saya hanya ingin tahu seberapa sibuknya kita, sembilan bulan dari sekarang,” tulis Dorries di akun Twitter.

Direktur British Pregnancy Advisory Service, Clare Murphy mengatakan, sebaiknya masyarakat atau para pasangan tetap merencanakan kehamilan dengan baik. Merencanakan kehamilan berarti memikirkan kesiapan dari segi kesehatan, mental, dan finansial.

“Pasangan mungkin tidak secara aktif merencanakan kehamilan dalam situasi seperti ini, tetapi kita semua di layanan persalinan bersiap untuk peningkatan kehamilan yang tidak direncanakan karena periode berkepanjangan ini,” katanya, dikutip dari Metro, Sabtu (18/4/20).

Baca Juga :
WHO Berubah, Kini Dukung Semua Orang Pakai Masker

Ia menyarankan, setiap pasangan menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom dan pil KB saat berhubungan seksual untuk menunda kehamilan.

Krisis kondom

Ilustrasi. pembuatan kondom di pabrik Karex Bhd, Malaysia. (F: net)
Ilustrasi. pembuatan kondom di pabrik Karex Bhd, Malaysia. (F: net)

Namun di sisi lain, saat pandemi Covid-19 ini, dunia juga sedang terancam krisis kondom. Seperti diketahui, selama masa pandemi corona atau Covid-19, sebagian besar pemerintah negara-negara di dunia menerapkan pembatasan sosial atau social distancing serta physical distancing yang ketat.

Kebijakan sejumlah negara memberlakukan penguncian atau lockdown untuk memutus rantai penyebaran virus corona telah menyebabkan krisis kondom global. Pasalnya, sejumlah perusahaan kondom skala besar terpaksa menghentikan produksi karena hampir semua karyawan ‘dirumahkan’.

Di Cina, banyak pabrik ditutup dan pekerja diminta untuk tinggal di rumah atau mengurangi jam kerjanya. Saat ini, banyak pemasok kontrasepsi Tiongkok masih belum kembali ke kapasitas penuh.

Mengutip Reuters, salah satu produsen kondom terbesar dunia, Karex Bhd Malaysia, yang memproduksi satu dari setiap lima kondom secara global, telah menutup tiga pabriknya. Artinya, mereka sama sekali tidak memproduksi satu pun kondom selama seminggu terakhir dari tiga pabriknya di Malaysia.

Baca Juga :
5 Gejala Baru Virus Corona Selain Batuk dan Sesak Napas

Seperti diketahui, Pemerintah Malaysia juga telah memberlakukan lockdown.

Akibat penutupan tiga pabrik Karex Bhd itu, dunia kekurangan 100 juta kondom. Selama ini, kondom yang diproduksi Karex dipasarkan secara internasional oleh merek-merek seperti Durex.

Kondom tersebut dipasok ke sistem perawatan kesehatan negara seperti NHS Inggris atau didistribusikan oleh program bantuan seperti Dana Populasi PBB.

Bayang-bayang krisis yang semakin jelas itu rupanya diperhatikan juga oleh Pemerintah Malaysia. Karex Bhd pun mendapat izin untuk memulai kembali produksi pada hari Jumat (27/3/20) lalu.

Syaratnya, mereka hanya boleh memasukkan 50 persen pekerjanya saja ke pabrik. Di Malaysia, Karex merupakan salah satu industri yang mendapat pengecualian khusus.

Baca Juga :
6 Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Menangkal Corona

Meski demikian, pihak Karex Bhd menyatakan bahwa pembukaan kembali tiga pabrik itu belum akan menghilangkan ancaman krisis kondom di dunia.

“Ini akan memakan waktu untuk memulai operasional pabrik dan kami akan berjuang untuk memenuhi permintaan dengan kapasitas setengahnya,” kata Kepala Eksekutif Goh Miah Kiat.

“Kita akan melihat kekurangan global kondom di mana-mana, yang akan menakutkan. Kekhawatiran saya adalah bahwa untuk banyak program kemanusiaan … di Afrika, kekurangannya tidak hanya dua minggu atau sebulan. Kekurangan itu bisa berlangsung berbulan-bulan,” kata dia.

*****

Editor : Yuri B Trisna