

Kapolda menegaskan, kasus ini menjadi kewenangan Aparat Kepolisian Indonesia termasuk juga TNI AL dan Bakamla.
Kapolda mengatakan, seperti pengalaman sebelumnya, sebagian besar tenaga kerja WNI yang bekerja di kapal ikan asing itu diperlakukan secara tidak manusiawi dan berdasarkan dokumen untuk mereka bekerja sering kali dipalsukan dan tidak benar isinya.
“Sehingga dugaan kami kedua kapal ini salah satunya merupakan tempat dilakukannya penganiayaan dan kapal lainnya sebagai saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Dan warga negara kita juga yang menyampaikan informasi bahwa di kapal tersebut ada mayat, kuat dugaan kami bahwa yang bekerja di kapal tersebut merupakan korban trafficking (perdagangan manusia) yang dipekerjakan secara paksa di atas kpal ikan tersebut,” ujar Kapolda Kepri.
Baca Juga :
5 Kapal dan 68 Warga Vietnam Pencuri Ikan Ditangkap di Laut Natuna
Danlantamal IV menambahkan, kedua kapal tersebut bersama-sama mencari ikan dan cumi-cumi dan merupakan satu pengurusan. Saat dilakukan pengejaran oleh tim gabungan, Kapal 117 sempat hampir lepas, tapi berhasil digiring kembali untuk memasuki wilayah perairan Indonesia.
“Saat ini jenazah sedang diperiksa kondisinya oleh tim dokter. Kondisi jenazah sendiri masih utuh dengan menggunakan pakaian serta diberi selimut. Untuk hasil visumnya kita masih menunggu dari tim dokter,” tambah Danlantamal IV.
Dilanjutkan Kapolda Kepri, ia menerima informasi tentang kejadian ini Rabu pagi sekitar pukul 06.00 WIB. Namun pihak Bakamla dan TNI AL telah mengetahuinya dari Selasa malam.

Selanjutnya, pada Rabu pukul 06.00 WIB, Kapolda Kepri memerintahkan jajaran Direktorat Polisi Perairan dan Udara Polda Kepri untuk bergabung melakukan deteksi dan mencari dua kapal ikan asing berbendera China tersebut. Polda Kepri juga menerbangkan Helikopter untuk ikut bergabung melakukan pencarian melalui udara.
“Berdasarkan pengalaman bahwa anggota rawan sekali terkena serangan balasan. Untuk itu, kami saling bersinergi, saling membantu dalam mengamankan kapal ini. Termasuk juga tim Brimob kita terjunkan,” ujar Kapolda Kepri.
Baca Juga :
Militer AS-Cina Tegang di Laut Natuna, TNI Siagakan 4 Kapal Perang
Kedua kapal berbendera China itu sudah berlayar selama 7 bulan. Bertolak dari Singapura ke Argentina.
“Begitu melewati perairan kita, langsung dilakukan penyergapan dengan seluruh aparat yang ada di laut,” pungkas Kapolda Kepri.
*****
Editor : YB Trisna