Beranda Kepulauan Riau

PLN Belakangpadang Akan Terangi 4 Pulau di Perbatasan Tahun Ini

325
0
Petugas PLN ULP Belakangpadang
Petugas PLN ULP Belakangpadang sedang melakukan aktivasi Kwh meter di rumah pelanggan yang ada di Kecamatan Belakangpadang, Batam, beberapa waktu lalu. (F: Dok. PLN ULP Belakangpadang)
DPRD Batam

Barakata.id – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Unit Layanan Pelanggan (ULP) Belakangpadang akan terangi 4 pulau di perbatasan tahun ini.

Empat pulau yang akan dialiri listrik PLN itu berdekatan dengan negara tetangga, Singapura. Pulau-pulau itu adalah Pulau Geranting, Pulau Sarang, Pulau Mecan dan Pulau Lengkang. Keempat pulau itu terletak di Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

“Masih dianggarkan, tapi rencananya tahun ini,” kata Manajer ULP Belakangpadang, Firmansyah, Selasa (2/2/21).

Baca Juga:

Menurut Firmansyah sudah menjadi target pihaknya untuk mengaliri listrik setiap daerah yang berpenduduk. Hal itu sejalan dengan semangat dan komitmen PLN untuk menghadirkan energi bagi seluruh masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

PLN UP3 Tanjungpinang yang menaungi ULP Belakangpadang misalnya, memilki target untuk melistriki 100 persen wilayah kerjanya.

“Saat ini UP3 Tanjungpinang capaiannya sudah 98 persen,” kata Firmansyah.

Belum lama ini di akhir 2020, ada dua pulau yang juga baru dialiri listrik dari ULP Belakangpadang, yaitu Pulau Selat Nenek dan Pulau Jaloh.

“Penyambungan di Pulau Jaloh kemarin rekor, karena selesai dalam waktu tiga minggu saja. Dikerjakan siang-malam, masyarakat pun gotong royong membantu,” ujarnya.

Diakui Firmansyah, ULP Belakangpadang punya jangkauan wilayah yang luas. Meliputi pulau-pulau kecil yang mengelilingi Pulau Batam. Wilayahnya yang terpisah-pisah menjadi tantangan tersendiri dalam upaya mengalirkan listrik.

Selain dalam hal pemasangan jaringan, transportasi juga sulit karena menggunakan kapal. Alat-alat pun kadang harus diangkut menggunakan gerobak dan didorong ramai-ramai dibantu warga.

“Mayoritas masyarakat pulau adalah nelayan. Kehadiran listrik sangat dibutuhkan. Sekarang mereka sudah beli kulkas, hasil tangkapan bisa disimpan sementara di kulkas,” kata Firmansyah.

Dulunya, begitu pulang melaut, mau tak mau nelayan akan langsung menjual hasil tangkapannya ke pasar atau ke tengkulak. Tak peduli meskipun harganya sangat murah. Mereka terpaksa menjualnya karena jika tidak, ikannya akan busuk.

Selain itu, keberadaan listrik juga menopang tower telekomunikasi yang dibangun di beberapa pulau di Kecamatan Belakangpadang. Seperti Pulau Kasu, Pulau Terong dan Pulau Pemping.

Penduduk di pulau-pulau sekitar tower bisa merasakan manfaat berupa kemudahan berkomunikasi dengan warga di luar pulau melalui sambungan telepon.

Keberadaan listrik di pulau juga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat. Listrik di pulau mayoritas menggunakan token atau prabayar. Ini memunculkan peluang bisnis bagi masyarakat untuk berjualan pulsa token listrik.

Berdasarkan data per 1 Januari 2021, ULP Belakangpadang memiliki total 7.184. Mereka tersebar di 16 pulau yang ada di sekeliling Pulau Batam.

Pulau-pulau itu adalah Belakangpadang, Buluh, Kasu, Terong, Pemping, Pecong, Sembulang, Abang, Bulang, Temoyong, Air Raja, Subang Mas, Pantai Gelam, Batu Legong, Selat Nenek dan Jaloh.

Pelanggan di pulau-pulau itu terbanyak berada di Belakangpadang sebanyak 3.119 pelanggan. Sementara paling sedikit di Pulau Pantai Gelam yang hanya 60 pelanggan.

Rencana PLN Persero ULP Belakangpadang untuk mengaliri listrik di empat pulau tersebut disambut baik oleh Camat Belakangpadang, Yudi Admaji. Sejauh ini empat pulau itu memang sudah teraliri listrik. Tapi hanya menggunakan genset.

“Untuk Pulau Sarang dan Lengkang tahun 2020 kemarin dapat bantuan genset dari ESDM (Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral) Provinsi Kepri,” kata Yudi, Rabu (3/2/21).

Baca Juga:

Pengelolaan listrik di pulau-pulau tersebut masih di tangan masyarakat atau koperasi. Dengan kehadiran PLN Yudi yakin hal itu sangat membantu masyarakat pulau.

“Memang tahun ini rencana masuk PLN Persero, sehingga mereka yang kelola full. Apabila dikelola PLN bisa maksimal 24 jam dan harganya juga standar sesuai tarif listrik,” kata dia.

Yudi berharap dengan listrik dikelola PLN maka dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Berbagai peluang usaha rumahan misalnya, bisa dilakukan dengan bantuan listrik dari PLN.

***

Penulis: Asrul R