

Barakata.id, Tanjungpinang – Sebanyak 17 anak perusahaan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Provinsi Kepri, PT Pembangunan Kepri sampai sekarang belum menghasilkan pendapatan. Dari 17 anak perusahaan itu, hanya tiga yang aktif beroperasi.
Direktur PT Pembangunan Kepri, Azwardi mengatakan, 17 anak perusahaan BUMD Kepri tersebut bergerak di berbagai bidang seperti pertambangan pasir, dan pengeboran minyak.
Baca Juga :
BUMD Kepri Kejar PI 10 Persen Migas untuk Bayar Utang
Ia mengatakan, anak perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan pasir berjumlah tiga perusahaan yakni PT Bumi Putera Kepri Resources, PT Bumi Putera Pembangunan Kepri dan PT Sarana Kepri Jaya.
Sementara PT Pembangunan Kepri NWN, anak perusahaan PT Pembangunan Kepri lainnya akan menerima “Participating Interest” sebesar 10 persen dari perusahaan migas yang melakukan pertambangan di Natuna.
“Nama perusahaan yang akan melakukan pertambangan Migas yakni Santos. Sampai sekarang belum beraktivitas,” ujarnya seperti dilansir dari laman Pemprov Kepri, Minggu (16/2/20).
Baca Juga :
BUMD Batam Mau Dihidupkan Lagi, Ini Daftar Nama Calon Direksinya
Saat ini, pendapatan PT Pembangunan Kepri dalam sebulan sekitar Rp35 juta ditambah dengan deviden dari BPR Kepri-Batam sebesar Rp200-400 juta.
Sementara biaya operasional PT Pembangunan Kepri dalam sebulan mencapai Rp40 juta.
Azwardi mengatakan, kegiatan yang dilakukan selama ia menjabat seperti menjual air mineral, toko kelontong, angkutan air bersih dan “laundry”.
“Saat saya menjabat, ada dana sekitar Rp300 juta. Dana ini yang digunakan untuk membangun usaha baru dengan hasil yang bisa meringankan biaya operasional,” ujar direktur kesembilan PT Pembangunan Kepri ini.
*****