Beranda Urban Ekonomi

Tren Ekonomi Saat Pandemi, FTZ Batam Tetap Memikat Investasi

150
0
FTZ Batam
Kepala BP Batam Muhammad Rudi menjadi pembicara webinar Singapore Business Federation (SBF), Selasa (7/7/20). F: dok. Humas BP Batam)
DPRD Batam

Barakata.id, BATAM – FTZ Batam masih memikat bagi para penanam modal asing di tengah ketidakpastian akibat pandemi. Nilai investasi yang masuk ke kota ini tetap berada di trek positif.

Berdasarkan paparan Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Muhammad Rudi, investasi yang masuk ke FTZ Batam selama kurun waktu lima tahun terakhir masih berada pada tren positif meski di tengah pandemi Covid-19.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Rudi memaparkan data itu kepada Singapore Business Federation (SBF) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Komite Singapura saat menjadi pembicara untuk web seminar yang digelar dua lembaga pengusaha itu, Selasa (7/7/20).

Batam tetap dalam trek positif selama pandemi melihat masih beroperasinya ribuan perusahaan berdasarkan izin impor dan izin usaha. Rudi mencatat, jumlah perusahaan Penanam Modal Asing (PMA) dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) yang memiliki izin Angka Pengenal Impor Produsen (API-P) dan Ijin Usaha Kawasan yang tercatat di BP Batam adalah 1.309 perusahaan dengan total pekerja 169.265 karyawan.

Singapura masih menjadi investor terbanyak di Batam. Rudi mengungkap, dari 10 negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Batam, Singapura masih mendominasi di posisi pertama dengan nilai investasi kurun waktu lima tahun terakhir lebih dari USD1,2 juta. Disusul oleh Hongkong, Malaysia, Australia dan Perancis.

Protokol kesehatan yang diterapkan selama pandemi di Batam dengan tidak diberlakukannya lockdown menjadi faktor utama industri di Batam masih bisa beroperasional di tengah ketidakpastian.

“Selama masa pandemi ini, kami informasikan bahwa industri di kota Batam tidak mengalami lockdown sehingga kegiatan masih berjalan normal meskipun kami menerapkan dan mengawasi sistem protokol kesehatan di masing-masing perusahaan di Batam,” jelas Rudi.

Baca Juga: BP Batam Ubah Layanan Perizinan, dari Tatap Muka ke Call Center

Duta Besar RI untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya, juga turut menjadi pembicara dalam webinar tersebut.  Ia meyakinkan Singapura bahwa Indonesia masih memikat sebagai tujuan investasi industri manufaktur.

Dalam pemaparannya, ia mengatakan, Asia merupakan kawasan yang diincar untuk peningkatan produktivitas manufaktur. Dengan dukungan SDM dan SDA yang dimiliki, Indonesia berkontribusi 40% pasar di Asia.

Selain itu, kata I Gede Ngurah Swajaya, berdasarkan penelitian Morgan Stanley, Indonesia termasuk dalam kelompok kedua pada percepatan pemulihan ekonomi pasca Covid-19 setelah RRT.

Lebih Lanjut, Ngurah Swajaya mengatakan, saat ini Indonesia telah melakukan pengembangan 108 industri yang didukung atas teknologi industri. Untuk mendukung usaha tersebut, pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Bank Indonesia akan melaksanakan Investmant Day untuk menarik minat investor.

“Dengan keadaan politik yang stabil dan letak geografis yang sangat menguntungkan, Batam dinilai sangat ideal untuk pengembangan industri manufaktur,” ujar I Gede Ngurah Swajaya.

Baca Juga: Pengembang asal Batam Garap Cibinong New City

Selain menghadirkan Duta Besar RI untuk Singapura dan Kepala BP Batam, webinar juga menghadirkan Executive Director of Singapore Business Federation Mr. Thian Tai Chew dan Ketua KADIN Komite Singapura Dr Michael Goutama.

Webinar ini bertujuan untuk menginformasikan perkembangan investasi dan peluang investasi Batam ke depan, serta perkembangan pandemi Covid-19 di Batam. candra gunawan

***

Editor: Candra Gunawan