Beranda Urban Traveling

Batam Sulap Rumah Warga Jadi Homestay Agar Turis Betah

635
0
Batam Homestay
Ilustrasi. Suasana penginapan dengan panorama laut di Kelong Almira, Jembatan 5 Barelang. (BARAKATA.ID)
DPRD Batam

Barakata.id, Batam – Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) terus melakukan berbagai terobosan untuk menggaet wisatawan baik mancanegara (wisman) maupun nusantara sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah dengan menyulap beberapa rumah warga di tempat-tempat wisata menjadi homestay atau rumah yang dijadikan penginapan.

Upaya pengembangan pariwisata berbasis masyarakat itu kini tengah menjadi program prioritas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Batam. Bukan hanya meningkatkan kunjungan, banyaknya homestay di lokasi-lokasi wisata di Batam, diharapkan akan membuat wisman betah berlama-lama di daerah kepulauan tersebut.

Disparbud Kota Batam sudah memberi pelatihan kepada 43 orang warga pulau dan kampung tua tentang Manajemen Homestay, selama tiga hari, Selasa – Kamis (18-20/6/19) lalu di Hotel 89, Penuin, Batam. Para peserta berasal dari wilayah Batubesar, Kampung Kelembak, Ngenang, dan Nongsa Pantai Kecamatan Nongsa, Galang, Sembulang, Pulau Abang, Setokok, serta Belakangpadang.

Pada hari pertama pelatihan, peserta mendapatkan materi dari Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata (ASPPI) Kepri, Irwandi Azwar. Kemudian di hari kedua, ada dua narasumber dari Kementerian Pariwisata yang memberi materi.

Baca Juga : Batam Kembangkan Konsep Homestay di Kampung Wisata

Kepala Disparbud Kota Batam, Ardiwinata mengatakan, pelatihan ini untuk memberi dan meningkatkan pengetahuan warga yang bertempat tinggal di lokasi wisata tentang pengelolaan homestay, termasuk tatacara pelayanan kepada turis.

Setelah mendapatkan materi, para peserta juga akan mencoba menerapkan pengetahuan dalam pelatihan itu di lapangan. Peserta akan melakukan praktik di Kelembak, Nongsa dan di Sekanak Raya, Belakangpadang.

“Homestay ini salah satu kekuatan kita ke depan. Berpotensi untuk dikembangkan. Sudah ada tapi perlu dipelihara dan ditingkatkan lagi pelayanannya,” kata Ardiwinata.

Menurut Ardi, pengembangan homestay di Kota Batam tak hanya fokus pada pengelolaan rumah warga menjadi tempat tinggal turis, tapi juga bagaimana lingkungan sekitar bisa menyiapkan kegiatan yang menarik bagi para pelancong yang datang. Karena itu dalam pengembangan homestay tak bisa dilakukan perorangan melainkan dalam bentuk kelompok.

Ardi mengatakan, ada beberapa kegiatan masyarakat yang menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke suatu daerah. Di antaranya, aktivitas pembuatan kerajinan tangan, kuliner khas maupun kegiatan sehari-hari masyarakat lainnya, termasuk soal seni dan budaya setempat.

“Bisa saja, wisatawan nanti diajak merasakan langsung bagaimana cara membuat kerajinan, atau memasak makanan khas Melayu seperti asam pedas, atau bahkan ikut memancing ikan di laut,” kata dia.

Ardi berharap, hasil dari pelatihan manajemen homestay itu bisa mendatangkan manfaat bukan saja bagi peserta dan masyarakat di lingkungannya tapi juga untuk Kota Batam.

Selain pelatihan, lanjut Ardi, pemerintah juga akan memfasilitasi warga di lokasi wisata mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pariwisata. Kredit dengan bunga rendah tersebut nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat untuk pembuatan homestay di lingkungan mereka.

“Kita bantu, saya yang akan memberi rekomendasi. Nanti bisa kerja sama dengan Asita (Asosiasi Travel dan Agen Perjalanan) untuk mendatangkan wisatawan dan sebagainya,” kata Ardi.

Batam menjadi travel-hub

Kepala Disparbud Batam, Ardiwinata

Pada kesempatan itu, Ardi mengatakan, Kota Batam sudah mengukuhkan diri sebagai perantara wisata (travel-hub) bagi daerah lain di Indonesia. Beberapa waktu lalu Disparbud Batam sudah membantu datangkan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bagansiapiapi, Riau.

“Kemarin ada dari Dinas Pariwisata Bagansiapiapi minta kita promosikan acara Bakar Tongkangnya. Kita sampaikan ke travel agent. Alhamdulillah dapat, tiga wisman Perancis,” kata Ardi dikutip dari Medi Center Batam.

Ardi mengatakan, tiga wisman itu datang melalui Singapura dan masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Ferry Internasional Sekupang, Batam. Mereka lalu diantar ke pelabuhan domestik untuk melanjutkan perjalanan ke Riau.

Kehadiran tiga wisman tersebut di Kabupaten Rokan Hilir disambut langsung oleh otoritas pemerintah setempat.

Baca Juga : Wisata Mancing Batam, Kapan Digarap?

Menurut Ardi, Batam sebagai travel-hub ini sebenarnya sudah berlangsung lama. Namun baru kali ini Disbudpar Batam mengambil peran dalam ikut mempromosikan agenda wisata daerah lain, hingga berhasil mendatangkan wisman ke daerah lain di luar Provinsi Kepri.

“Sekarang kita mulai mengukuhkan diri sebagai travel hub. Indonesia itu memiliki banyak acara kebudayaan yang menarik bagi warga asing. Jadi kita ajak daerah lain, ayo promosikan event pariwisatanya lewat Batam,” kata dia.

Ardi menegaskan, Batam sangat cocok dikembangkan sebagai travel-hub Indonesia karena memiliki banyak pilihan pintu masuk internasional. Selain itu akses ke daerah lain di Indonesia juga sangat baik, bisa melalui jalur laut maupun udara.

*****