Home Dunia Terancam Blokir Massal di AS, Bos Huawei Santai

Terancam Blokir Massal di AS, Bos Huawei Santai

142
0
DPRD Batam

Cina – Bisnis Huawei di pasar Amerika Serikat (AS) terancam pemblokiran massal oleh berbagai perusahaan teknologi seperti Google, Qualcomm, dan Intel. Namun, petinggi Huawei merespon ancaman itu dengan santai.

Pendiri merangkap CEO Huawei, Ren Zhengfei mengatakan, perusahaannya siap menghadapi apapun keputusan pemerintah AS. Huawei juga sudah siap mengurangi ketergantungannya dengan perusahaan penyedia komponen teknologi asal AS.

artikel perempuan

“Kami telah mempersiapkan ini semua,” kata Ren kepada media Jepang, Senin (29/5/19) seperti dikutip dari Nikkei.

Ren menegaskan, Huawei bakal melanjutkan pengembangan komponen sendiri. Perusahaan asal Negeri Tirai Bambu ini juga secara cepat memperluas teknologi 5G.

Huawei membeli komponen setara US$67 miliar tiap tahunnya, termasuk US$11 miliar dari pemasok asal AS.

Mengutip Uzone, pihak Huawei Global juga telah menanggapi masalah ancaman pemblokiran massal di AS secara terbuka. Huawei menyatakan, akan terus mengembangkan ekosistem software  demi pengalaman terbaik untuk para pengguna.

Artinya, Huawei kemungkinan akan mengembangkan sistem operasi sendiri sebagai alternatif Android. Sementara untuk prosesor, Huawei selama ini memang sudah mengembangkan chipset sendiri, yakni Kirin.

Jadi, wajar rasanya jika perusahaan ini tak gentar menghadapi ancaman pemblokiran dari kerja sama berbagai macam bisnis di AS.

Sebelumnya, pemerintah AS juga telah membuat aturan agar badan eksekutifnya tidak memakai perangkat keluaran Huawei. Sudah menjadi rahasia umum bahwa negara-negara barat memiliki rasa parno tersendiri terhadap Huawei karena dianggap menjadi perangkat mata-mata China.

“Kami tidak melakukan apa-apa yang melanggar aturan. Sudah bisa ditebak, pertumbuhan Huawei mungkin akan melambat, tapi hanya sedikit,” kata Ren.

“Kami tidak akan mengubah manajemen kami untuk memenuhi permintaan AS atau menerima request pemantauan seperti yang telah dilakukan kepada ZTE,” sambungnya.

Huawei Global sebelumnya juga telah menekankan komitmennya kepada para pengguna mengenai produknya, khususnya pembaruan software, aspek keamanan, dan layanan purna jual — termasuk produk sub-brand Honor.

Pemblokiran sistem operasi Android oleh Google terhadap perangkat Huawei ini bakal berdampak nyata bagi produk-produk Huawei di masa datang. Tapi untuk ponsel dan produk Huawei yang sudah lebih dulu dirilis seperti P30 Pro dan lain-lain, bakal berjalan seperti biasa.

Dampak Pemblokiran Google

Keputusan Google untuk mencabut lisensi Android di perangkat-perangkat Huawei tentu bukan hal sepele. Ada beberapa dampak yang bakal terjadi.

Bayangkan saja, ponsel Huawei yang penjualannya sedang bertumbuh dengan segala kecanggihan dan fitur-fitur apiknya, mendadak sudah tak didukung oleh sistem operasi Android dari Google.

Melansir berbagai sumber, ada berbagai dampak yang bakal menimpa Huawei jika lisensi Androidnya dicabut oleh Google.

Yang paling nyata adalah Huawei bakal kehilangan pembaruan keamanan dan dukungan secara teknis di sistem operasinya. Selain itu, perangkat baru Huawei ke depannya gak akan memiliki aplikasi turunan Google seperti YouTube, Play Store, Gmail, hingga Google Maps.

Meski begitu, Huawei masih bisa menggunakan sistem operasi Android versi terbuka alias open-source. Tapi perlu dicatat, Android open-source tetap tak bisa mengakses aplikasi bikinan Google seperti Gmail, Chrome, dan Play Store.

Penggunaan Huawei di Cina memang tak akan terkena dampak. Namun, hal ini tetap bakal merugikan bisnis Huawei, khususnya di pasar Amerika.

Apalagi penjualan ponsel Huawei saat ini sedang tumbuh-tumbuhnya. Berdasarkan hasil riset lembaga Canalys, Huawei bahkan berhasil menggeser Apple dari posisi kedua.

Tahun lalu, Huawei telah menjual 203 juta ponsel di seluruh dunia. Angka ini naik dari penjualan 2017 sebanyak 150 juta perangkat.

Berdasarkan data Gartner, Huawei telah berhasil menggeser Apple sebagai penjual perangkat ponsel terbesar kedua di dunia membuntuti Samsung. Menurut laporan IDC, pada kuartal pertama 2019 Huawei telah menjual 59 juta perangkat. 

Keputusan Google memblokir Huawei merupakan respon lanjutan dari kebijakan pemerintahan Donald Trump yang memasukan Huawei ke dalam daftar hitam perusahaan yang dilarang melakukan kerja sama bisnis dengan perusahaan AS. Sebagai perusahaan yang bersemayam di Amerika, Google pun berupaya untuk mematuhi regulasi negara ini.

Selain Google, Qualcomm dan Intel juga akan menghentikan pasokan cip mereka ke Huawei.

*****

Dapatkan update berita pilihan setiap hari bergabung di Grup Telegram "KATA BARAKATA", caranya klik link https://t.me/SAHABATKATA kemudian join.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sin