

Barakata.id, Batam – PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 menyatakan akan mengembangkan bisnis Marine Service pada tahun ini. Pelindo 1 bakal memaksimalkan manfaat ekonomi Selat Malaka.
Direktur Utama Pelindo 1, Dani Rusli mengatakan, Selat Malaka merupakan salah satu selat tersibuk di dunia. Trafik kapal yang melintas di selat itu mencapai 200 kapal per hari atau sekitar 80.000 kapal per tahun.
“Selat Malaka merupakan jalur perdagangan dunia karena 40 persen barang ekspor-impor diperdagangkan melalui selat ini. Juga menjadi jalur utama bagi 80 persen kapal pengangkut minyak dan LNG dari Timur Tengah menuju Negara China, Jepang, Korea, dan sebagian Amerika,” ujar Dani dalam pernyataan resmi yang diterima barakata.id, Senin (8/2/21).
Baca Juga : Pelindo 1 Yakin Bisnis Peti Kemas 2021 Tumbuh 10 Persen
Dani mengatakan, untuk memanfaatkan potensi Selat Malaka tersebut, bisnis Marine Service Pelindo 1 di Selat Malaka dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang meliputi 127 orang pilot/pandu bersertifikat dan berpengalaman.
“Selain itu juga ada 36 unit Kapal Pandu, 22 unit Kapal Tunda, 30 Unit Pilot Portable Unit, 10 Unit Automatic Identification System (AIS), dan 12 VTS stations,” kata dia.
Tahun ini, lanjut Dani, Pelindo 1 juga akan mengoptimalkan layanan di Pelabuhan Belawan melalui Terminal Petikemas Belawan Fase 2. yang memiliki panjang dermaga 350 meter.
Terminal tersebut dilengkapi dengan peralatan bongkar muat modern seperti 4 unit Ship to Shore (STS) Crane, 12 unit Automatic Rubber Tyred Gantry (ARTG), dan 20 Terminal Tractor dengan container yard seluas 350 x 306 meter untuk mendukung aktivitas bongkar muat peti kemas yang menerapkan pola operasi dan teknologi yang berstandar internasional.
Strategi lain yang juga dilakukan Pelindo 1 untuk mendorong operasional dan layanan adalah bersinergi dengan otoritas pemerintah, sejumlah BUMN dan swasta seperti bersinergi dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam dalam pelayanan pemanduan dan penundaan, KEK Sei Mangke (PTPN III), Inalum dan Pertamina.
“Dengan Pertamina, Pelindo 1 sedang membangun sarana dan fasilitas bunker penunjang bahan bakar minyak (BBM) dan jalur pipa gas di KTMT guna memenuhi kebutuhan energi di Kawasan Industri,” kata Dani.
Baca Juga : FOTO: Pelindo I Terapkan Protokol Kesehatan di Pelabuhan Batuampar Batam
Selain itu, bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Kawasan Industri Medan (Persero), Pelindo 1 melakukan kerja sama angkutan barang berbasis kereta api untuk meningkatkan konektivitas antara pelabuhan dan kawasan industri melalui jalur kereta api agar mendorong efisiensi arus logistik di Indonesia.
Pelindo 1 juga bekerjasama dengan dua anak perusahaan Pelindo 2, yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk dan PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia dalam pengelolaan terminal kendaraan dan pengoperasian peralatan pelabuhan di wilayah Pelindo 1.
Di bisnis e-logistic, Pelindo 1 bekerjasama dengan dua perusahaan logistik besar di Indonesia yakni Haistar dan LODI untuk pengelolaan fulfilment service dengan mengoptimalkan seluruh potensi logistik dengan pemanfaatan IoT (Internet of Things).
Bongkar Muat Peti Kemas dan Kargo
Dani mengatakan, tahun 2021 ini Pelindo 1 memasang target pertumbuhan throughput bongkar muat sebesar 10–20 persen pada 2021. Proyeksi pertumbuhan yang signifikan tersebut didasarkan pada potensi besar yang dimiliki Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (Kuala Tanjung PIE) dan optimalisasi Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan Fase 2.
Baca Juga : Jadikan Pelabuhan Batu Ampar sebagai Green Port Percontohan di Indonesia, Ini yang Disiapkan BUP BP Batam
Untuk bisnis peti kemas, Pelindo 1 menargetkan 1,57 juta TEUs, meningkat 10 persen dibandingkan realisasi tahun 2020 yang sebesar 1,42 juta TEUs. Sementara volume General Cargo, Curah Cair, dan Curah Kering diproyeksikan mencapai 30,2 juta ton, tumbuh 22 persen dibandingkan realiasi tahun sebelumnya yang sekitar 24,8 juta ton.
Peningkatan bongkar muat petikemas dan kargo tersebut diharapkan tercapai seiring naiknya kunjungan kapal yang ditargetkan tumbuh 40 persen menjadi 73.919 call pada 2021.
“Tantangan tahun 2021 akan jauh lebih berat. Namun demikian, saya yakin kita mampu tetap tampil terdepan dengan penguasaan pasar terbesar. Untuk itu kita harus terus mengembangkan 4 prinsip dasar bisnis dan layanan yakni: lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan lebih baik dalam tampilan atau kemasan layanan,” kata Dani.
“Kami juga terus fokus untuk menerapkan tiga hal penting yakni Revenue Enhancement, Operational Excellence, dan Cost Effectiveness untuk bisa mencapai target perusahaan di tahun 2021,” pungkasnya.
*****
Editor : YB Trisna