
Barakata.id,Kepulauan Riau – Kadis Pariwisata Kepri, Buralimar mengatakan Kepri menjadi salah satu Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) untuk wisatawan mancanegara. “Pak Menteri Airlangga dan Pak Menteri Luhut telah menekankan akan adanya pemisahan level asesmen untuk daerah pintu masuk bagi PPLN,” kata Buralimar (8/1).
Buralimar mengatakan pemisahan level asesmen tersebut sangat positif bagi pariwisata Kepri. Apalagi Kepri yang ingin melaksanakan penerapan travel bubble. Buralimar juga mengatakan Gubernur Kepri Ansar Ahmad sepakat dengan keputusan tersebut. Apalagi Kepri sejauh ini sudah mempersiapkan berbagai rencana penerimaan wisman ke Kepri sejak lama. Untuk itu rencana-rencana yang dipersiapkan sejak lama itu dapat segera direalisasikan.
Kondisi covid-19 yang terjadi selang beberapa tahun telah membuat pariwisata Kepri mengalami pukulan berat. Bahkan sejumlah hotel di Kepri terpaksa tutup sementara dan melakukan PHK besar-besaran untuk para karyawan. Tentu kondisi ini sangat memprihatinkan tidak saja hanya untuk pelaku pariwisata tapi juga untuk masyarakat Kepri.
Sejauh ini dalam meningkatkan ekonomi masyarakat yang bersentuhan dengan wisata, Pemprov Kepri juga sudah melakukan pertemuan dengan para pengusaha pengelola wisata. Buralimar mengatakan para pihak pengelola wisata untuk saat ini juga harus bisa mengalihkan bagaimana wisatawan lokal juga mampu menghidupkan kembali wisata di Indonesia.
Buralimar mengatakan pernyataan dari Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyebut angka pengangguran di Kepri sudah di atas 9,9 persen. Sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar angka ini. Sedangkan sektor lain sudah mulai membaik.
“Untuk itu setelah 2 minggu ke depan kita mengevaluasi perkembangan omicron, barangkali kita sudah dapat memulai bentuk travel bubble di kawasan-kawasan khusus yang memang sudah kita sepakati sebagai pilot project seperti Bintan Resort dan Nongsa Sensation dengan isolated area” kata Ansar.
Berdasarkan evaluasi Pemrov Kepri dengan pihak Singapura, kedua kawasan tersebut sudah sangat siap dari sisi sertifikasi CHSE, penerapan bluepass dan juga fasilitas PCR lainnya.
“Kita juga mewajibkan mereka menyediakan mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) agar semua dapat terdeteksi dengan cepat (hasil PCRnya). Jadi kalau dalam dua minggu ini sudah membaik mungkin kita dapat mulai dari dua kawasan ini,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Ansar juga mengajukan diskresi jika penerapan travel bubble itu direalisasikan dalam bentuk diskresi kekarantinaan.
“Karena length of stay wisatawan Singapura ke Kepri itu rata-rata 3 hari, maka barangkali karantina yang dapat kita terapkan adalah karantina kawasan dengan jangka waktu 3 hari. Karena kawasan tersebut pintu masuk dan keluarnya benar-benar dapat dikontrol” ujarnya. (nto)