

Batam – Telkomsel menyiapkan anggaran USD40 juta atau sekitar Rp577,6 miliar untuk membantu permodalan bisnis startup di Indonesia. Pendanaan investasi itu akan melibatkan PT Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), anak perusahaan Telkomsel yang baru dibentuk
Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah mengatakan, Telkomsel kini memulai aksi di bidang strategic investments menyentuh perkembangan ekosistem teknologi Indonesia pada sektor teknologi, media dan telekomunikasi.
Telkomsel menyediakan dana investasi baru untuk menemukan, melakukan pendanaan strategis dan kemudian bekerja sama dengan berbagai startup yang berada di tahap pertumbuhan awal (early-growth stage). Program ini berkolaborasi dengan MDI Ventures Telkom dan Singtel Innov8, sebuah corporate venture capital (CVC) milik Singtel.
Ririek mengatakan, TMI yang 100 persen milik Telkomsel, akan bertugas melakukan aktivitas investasi serta proses sinergi dan kolaborasi di berbagai unit bisnis Telkomsel. TMI akan berinvestasi pada perusahaan baru yang menjanjikan dan memiliki potensi bekerja sama secara sinergis dalam mengakselerasi pertumbuhan perusahaan tersebut dengan memanfaatkan akses pada ekosistem, aset, dan kompetensi yang dimiliki Telkomsel.
“Kolaborasi kami bersama MDI Ventures Telkom dan Singtel Innov8 melalui TMI akan memberikan Telkomsel kemampuan untuk menghadirkan engagement model yang lebih fleksibel, responsif dan dapat diandalkan bagi startup yang mencari akses ke permodalan strategis kami. Dan di saat bersamaan juga dapat menghadirkan user experience yang lebih baik dengan kerjasama yang saling menguntungkan dalam jangka panjang,” kata Ririek dalam keterangan pers, Selasa (14/5/19).
Adapun kehadiran TMI diharapkan dapat berperan sebagai sarana untuk mengakses berbagai peluang baru yang menarik di sektor teknologi.
“Kami bekerja sama dengan startup dalam membangun rencana strategis dan eksekusi operasional untuk memaksimalkan nilai jangka panjang. Kami selalu mencari cara untuk memanfaatkan aset Telkomsel dan memposisikannya untuk bisa dikembangkan dengan cara yang berbeda,” kata Andi Kristianto, Chief Executive Officer (CEO) TMI.
“Banyak market insights yang dapat kami berikan dari perspektif enterprise dan consumer di Indonesia. Kami juga dapat membantu meningkatkan corporate awareness dalam ekosistem bisnis digital,” sambungnya.
Andi mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, TMI berkembang dari sebuah CVC eksperimental menjadi kendaraan pertumbuhan untuk Telkom Indonesia. TMI memiliki satu exit IPO di TSE (Tokyo Stock Exchange), dan dua trade sales exit dalam jangka waktu tiga tahun, selain berkontribusi pada top line dan bottom line bagi Telkom Metra Holding.
“Kami antusias dapat berkolaborasi dengan TMI untuk berpartisipasi dalam pendanaan ini dan bekerja dalam berbagai sektor telekomunikasi digital,” kata Nicko Widjadja, CEO MDI Ventures.
CEO Singtel Innov8, Edgar Hardless mengatakan, secara global, Innov8 hadir guna mencari berbagai startup dengan teknologi dan solusi yang mutakhir dan disruptif.
“Kami melihat bahwa dalam perjalanan mereka, banyak startup yang memiliki ketertarikan yang semakin besar untuk dapat mengembangkan bisnisnya ke Asia Tenggara, mengingat ukuran dan potensi pertumbuhan di kawasan ini. Telkomsel, dengan kehadirannya yang kuat di pasar Indonesia, memiliki posisi yang tepat untuk membantu startup agar mendapatkan akses ke Indonesia. Kami menantikan untuk dapat bekerja sama dengan TMI,” kata dia.

Bagi Telkomsel, berkolaborasi dengan startup bukanlah hal yang baru. Sejak tahun 2015, lebih dari 5.000 startup dari 20 kota di Indonesia telah mendapatkan akses kepada sumber daya Telkomsel melalui program The NextDev.
Pada tahun 2018, Telkomsel juga meluncurkan program inkubasi untuk internet of things (IoT) bernama Telkomsel Innovation Center (TINC), yang bertujuan membantu mengeksekusi strategi go-to-market dan meningkatkan kapabilitas teknis produk mereka.
***