Barakata.id, Kuliner – Yu sheng atau ada juga yang menyebutnya yee sang merupakan makanan yang menjadi tradisi saat Imlek. Perayaan Imlek tanpa melibatkan yu sheng terasa seperti ada yang kurang bagi warga Tionghoa.
Setidaknya itulah yang dirasakan Anita Ng. Wanita yang berprofesi sebagai Marketing di Batam Tourism Polytechnic ini mengatakan tiap Imlek, yu sheng adalah sajian wajib.
“Yu sheng ini mengandung filosofi kemakmuran,” kata Anita, Rabu (10/2/21).
Baca Juga:
- Ditunggu Saat Imlek, Ini Fakta-fakta Terkait Angpau
- Beberapa Fakta Menarik Terkait Imlek yang Perlu Diketahui
Menurut Anita, yu sheng ini biasanya disajikan dan disantap saat malam Imlek dan hari pertama Imlek.
“Biasanya kalau kami sih dua kali. Tapi kadang ada yang suka banget makanya makan tiap hari sepanjang Imlek,” kata dia.
Yu sheng ini berupa irisan sayuran segar dan mentah. Orang menyebutnya salad. Penampilannya indah dengan warna-warna terang yang berasal dari sayuran. Teknik pemotongan hingga penataannya di piring juga khas.
Sayur-sayuran di tata di pinggiran piring, kemudian di bagian tengahnya diletakkan wortel yang diserut memanjang. Wortel serut ini ditata dengan gaya menggunung tinggi. Tapi ada juga yang menyajikannya wortel serutnya datar, lalu diberi toping irisan salmon.
“Isinya memang padat. Selain wortel ada manisan lobak putih, kacang, gula, wijen, kacang, kerupuk, salmon atau potongan ikan dan lain-lain,” terang Anita.
Bahan atau isian dalam sajian yu sheng memang banyak. Anita mengatakan biasanya ada 17 bahan, karena itu simbol China yang berarti rezeki. Jika tidak sampai 17 pun orang China mencari angka ganjil, sebab nomor ganjil dianggap memiliki nilai lebih.
Masing-masing bahan yang dimasukkan ke dalam yu sheng punya makna atau perlambangan. Misalnya kacang giling, melambangkan emas dan perak. Kemudian kerupuk melambangkan emas murni dan wijen melambangkan berkah rezeki.
“Yu sheng harus disajikan dalam satu piring besar karena disantap seluruh anggota keluarga. Jadi yu sheng ini melambangkan kebersamaan, keharmonisan dan keberkahan,” ujarnya.
Sebelum menyantap yu sheng anggota keluarga akan mengelilingi meja makan dengan yu sheng yang diletakkan di piring besar. Kemudian masukkan aneka saus yang dipakai membumbui yu sheng. Agar saus dan bumbu merata, dibutuhkan usaha dan kerja sama semua anggota keluarga.
Baca Juga:
- Amankan Imlek, Polda Kepri Gelar Operasi Liong Seligi 2021
- Berbagai Hiburan Ramaikan Imlek di Harris Resort Barelang
Menggunakan sumpit semua anggota keluarga wajib mengaduk-aduk yu sheng. Cara mengaduknya dengan diangkat tinggi-tinggi. Mengaduknya juga harus berkali-kali.
“Mengaduknya harus diangkat setinggi mungkin untuk mewakili kemakmuran, nasib baik dan pengharapan rezeki. Semakin tinggi yu sheng diangkat, semakin banyak rezeki di tahun baru,” terang Anita.
Penyajian yu sheng yang saat ini familiar di kalangan masyarakat Tionghoa Indonesia ini menurut Anita khas Singapura. Di negara asalnya sana, China, bahan-bahan isian yu sheng lebih sederhana dan tak sebanyak penyajian yang ala Singapura.
***
Penulis: Asrul R