

Barakata.id, Malaysia – Seekor buaya sepanjang 4,2 meter ditembak mati di sebuah sungai di Malaysia, Jumat (6/12/19). Saat dibedah, di dalam perut buaya itu ditemukan potongan tubuh manusia.
Buaya itu sebelumnya dilaporkan berkeliaran di sebuah sungai yang mengalir di area perkebunan distrik Ulu Suai, Sarawak, Malaysia. Buaya itu terpaksa ditembak karena ada laporan bahwa ada seorang pekerja di perkebunan yang diterkam buaya.
Baca Juga : Tak Salat Jumat, 6 Pria di Malaysia Dipenjara
Seorang pekerja yang dilaporkan diterkam buaya tersebut diduga sebagai Abdul Situju (33), warga negara Indonesia (WNI). Sebelumnya, Abdul dilaporkan hilang pada 25 November 2019.
Terakhir, ia terlihat ketika sedang mengumpulkan sayuran di area rawa-rawa setempat. Otoritas Malaysia, meyakini jika potongan tubuh dan secarik pakaian yang ditemukan dalam perut buaya tersebut sebagai milik Abdul Situju.
Seperti diberitakan media lokal The Star, buaya itu diburu karena para pekerja di perkebunan menemukan potongan tubuh manusia terapung di sungai dengan tempat mereka bekerja. Lokasi penemuan, tak jauh dari tempat Abdul Situju hilang.
Perburuan buaya itu dilakukan oleh tim aksi satwa liar dari Korporasi Kehutanan Sarawak (SFC), dibantu polisi dan warga desa setempat. Pencarian sudah dilakukan tak lama sejak hilangnya Abdul Situju.
Ketika buaya sudah ditembak mati, petugas lalu mengevakuasinya ke darat. Petugas kemudian melakukan pembedahan di bagian perut buaya.
Selanjutnya, petugas menemukan potongan tubuh yang sudah menjadi tulang serta lembaran kain. Potongan pakaian itu dipercaya serupa dengan yang dipakai Abdul Situju saat ia terlihat terakhir kali di tepian sungai yang berada di dalam area perkebunan antara Miri dan Bintulu itu.
Keyakinan bahwa jasad yang ada dalam perut buaya itu adalah WNI yang hilang disampaikan pula oleh CEO SFC, Zolkipli Mohamad Aton.
Baca Juga : Dianggap Pameran Cabul, Malaysia Tattoo Expo 2019 Diusut
Ia percaya bahwa mayat itu adalah WNI yang hilang setelah mencocokan dengan potongan tubuh diduga bagian tangan yang sebelumnya ditemukan di tepi sungai di kawasan perkebunan tersebut.
Dalam pernyataannya, Zolkipli mengingatkan warga untuk melapor pada polisi dan SFC jika bertemu binatang berbahaya dan tidak berupaya melawannya sendiri. Ia pun berpesan agar lebih berhati-hati jika melakukan aktivitas di kawasan sungai.
“Buaya itu hewan sangat berbahaya. Hal terbaik jika bertemu buaya, adalah segera memberitahukannya kepada kami,” kata dia.
*****