
Barakata.id, Batam – Pemerintah Kota Batam memang sedang serius mengembangkan sektor pariwisata. Mulai dari, wisata belanja, kuliner, religius, olahraga, seni budaya, bahari dan lainnya.
Namun, ada satu potensi yang belum digarap Pemko Batam, yakni wisata mancing. Padahal, Batam sangat banyak memiliki spot mancing yang potensial untuk mendatangkan wisatawan.
Spot-spot wisata mancing Batam sangat gampang diidentifikasi. Tanya saja kepada para penghobi mancing di kota ini, pasti mereka tahu.
Mau lebih lengkap, tanya dengan komunitas atau klub-klub mancing yang jumlahnya juga cukup banyak di Batam. Tinggal pilih, mau memancing di air asin (laut), payau atau air tawar? Semua tersedia.
Kekayaan wisata bahari Batam memang cukup melimpah. Pantai yang indah berkolaborasi dengan gugusan pulau-pulau kecil nan eksotis.

Maka tak heran jika hampir setiap hari, kita bisa dengan mudah menemui orang-orang yang sedang memancing di spot-spot yang sudah dikenal para angler.
Jika ingin merasakan sensasi strike yang menggetarkan, Anda bisa menyewa kapal dengan kapasitas maksimal delapan orang dengan tekongnya. Tekong akan membawa Anda ke spot-spot andalan mereka ke tengah laut.
BACA JUGA : Berakit-rakit ke Piayu Laut, Kita Mancing Kemudian
Lokasi memancing di laut dalam yang sudah sangat terkenal di Batam adalah perairan Pulau Abang, Petong, Batu Besar dan sekitarnya. Jenis ikan yang bisa didapat di antaranya kakap, kerapu, ketarap, ungar dan ikan-ikan karang lainnya, termasuk ikan cermin atau Diamon Travally, serta tenggiri.
Kebanyakan kapal yang digunakan untuk ke tengah adalah jenis kapal pompong. Tarif sewanya bervariasi, mulai Rp1 juta hingga Rp2,5 juta tergantung besar dan jauhnya spot yang dituju.
Jika ingin kapal yang muatannya lebih besar dan fasilitasnya lebih memadai juga ada, tarifnya sekitar Rp3 juta sampai Rp6 juta.
Kalau Anda penggemar mancing pinggiran, pantai, atau dermaga spot potensial di Batam juga tak kalah ciamik dari daerah lain di Indonesia. Spot yang paling sering didatangi para penggemar joran melengkung di antaranya pantai-pantai di kawasan Barelang, Nongsa, Batuampar, Piayu Laut, Tanjunguma dan Sekupang.
Atau Anda ingin melempar umpan di mata kail dari dermaga? Anda bisa mencobanya di pelabuhan Batuampar, Sekupang, Telaga Punggur, Piayu dan Nongsa.

Begitu pula jika mau mencoba spot dari atas pelantar, sangat banyak pelabuhan-pelabuhan maupun pelantar rakyat yang siap memuaskan hobi strike Anda.
Soal waktu pun tinggal pilih, mau malam atau saat ada matahari. Yang perlu diingat, karena Batam termasuk daerah maritim, maka Batam juga memiliki musim gelombang laut tinggi.
Biasanya, para angler yang suka memancing di laut memilih istirahat pada bulan-bulan Desember hingga Februari. Itu karena kecepatan angin dan gelombang air di laut cukup tinggi yang dikenal dengan sebutan angin musim utara.
Wisata Mancing Batam Belum Digarap Pemerintah
Kegiatan memancing menjadi salah satu aktivitas yang menyenangkan. Bukan sekadar untuk mendapat ikan, rata-rata para pemancing menjalani hobinya ini juga untuk menyegarkan hati dan pikiran dengan melihat keindahan alam.
Namun sayangnya, Pemko Batam sampai sekarang masih belum memaksimalkan potensi ini. Event-event mancing masih banyak yang dilaksanakan oleh komunitas, klub-klub mancing.
Padahal, tak sedikit para penghobi mancing dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang suka dengan sensasi mancing di Batam. Pergerakan para angler dari luar negeri itu selama ini masih lebih banyak dikomandoi oleh individu.
BACA JUGA : Mancing di Dam Duriangkang, Warga Piayu Tewas Tenggelam
Mereka biasanya mengambil paket menginap di hotel atau resort, lalu menyewa kapal sendiri dan berlayar ke tengah laut
Di KTM Resort Sekupang, Turi Beach atau Batam View Nongsa, misalnya. Cukup banyak tamu yang memanfaatkan masa libur mereka dengan memancing.
Jika tak ke tengah, maka mereka memancing dari pelantar hotel yang menjorok ke laut.

Dengan mengembangkan wisata mancing Batam, sebenarnya pemerintah juga bisa dikatakan telah mewujudkan salah satu kegiatan yang dapat memberikan nilai ekonomi serta pemasukan devisa dari kegiatan pariwisata. Pemerintah dapat mengiringi wisata memancing itu dengan kegiatan wisata bahari lain seperti diving, kayaking, maupun snorkeling.
Pemko Batam bisa memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman para komunitas atau klub mancing di Batam. Mereka sudah sangat mumpuni dalam menggelar event-event mancing dengan jumlah peserta dari puluhan hingga ratusan orang.
Di tingkat nasional, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) jiga menilai negara ini berpotensi menjadi daerah tujuan memancing dunia. Karena itu, dua kementerian itu pun berkolaborasi menggelar event Indonesia Fishing Tournament Festival (IFTF) 2018 di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah pada 8-9 Desember 2018.
BACA JUGA : Modusnya Mancing, Padahal Bawa 21 Kg Sabu dari Malaysia
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar, Dwisuryo Indroyono Soesilo mengatakan, event IFTF 2018 itu merupakan upaya pemerintah merealisasikan dan memaksimalkan potensi kekayaan maritim Indonesia sebagai pemilik garis pantai terpanjang di dunia (Archipelagic State).
Dua kementerian tersebut juga sedang bersiap melaksanakan ajang memancing internasional di tiga tempat yakni di Banggai, Banggai Kepulauan, dan Belitung.
Tahun 2017, pemerintah sudah pula menggelar turnamen mancing internasional yaitu Widi Internasional Fishing Tournament (WIFT) 2017 di Pulau Widi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Event yang memperebutkan Piala Presiden tersebut memakai standar internasional yang ditetapkan oleh Internasional Game Fish Association (IGFA) dan The Billfish Foundation (TBF).
Tak main-main, laporan panitia menyebutkan ada 1.500 peserta yang mengikuti turnamen itu. Sekitar 175 di antaranya adalah para angler luar negeri seperti dari Jepang, Australia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Amerika, dan sejumlah negara Eropa.
*****
Editor: YB Trisna