
Barakata.id, BATAM – Dinas Kesehatan Batam memastikan Wali Kota Muhammad Rudi negatif virus corona. Kesimpulan itu diperoleh setelah Rudi menjalani pemeriksaan swab PCR Covid-19.
“Hasil swab Bapak (Rudi) negatif,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, Senin (3/8/2020).
Wali Kota Muhammad Rudi berinisiatif melakukan tes usap PCR Covid-19 atas keinginan sendiri, karena kepala daerah bukan kontak erat pasien positif dan tidak bergejala.
Tes usap dilakukan oleh tim Balai Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Pengakit Kelas I Batam di kediaman Wali Kota pada Senin pagi, dan hasilnya sudah diketahui Senin sore.
Selain Wali Kota, hasil tes usap empat orang eselon II Pemkot Batam yang berada satu ruangan dalam kapal juga negatif.
Baca Juga: Jalani Tes Usap Covid-19, Wali Kota Batam Rudi: Tunggu Hasilnya
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BTKLPP Batam, Ismail membenarkan tes usap terhadap Wali Kota Muhammad Rudi, menunjukkan hasil negatif.
“Iya benar,” kata dia.
Sebelumnya, Wali Kota Muhammad Rudi melalui pesan singkat kepada Antara membenarkan dirinya telah menjalani tes usap PCR Covid-19.
“Iya. Tunggu hasilnya,” kata Wali Kota.
Sejumlah pihak mendesak Wali Kota Batam untuk menjalani tes usap PCR Covid-19 karena menghadiri upacara tepung tawar syukuran pelantikan Isdianto sebagai Gubernur Kepri di Kota Tanjungpinang. Gubernur Kepri telah dinyatakan positif Covid-19, beberapa hari yang lalu.
Baca Juga: CORONA MENGGANAS DI KEPRI: Dua Keluarga Isdianto Positif, Tanjungpinang Laporkan Kasus Tertinggi
Sebelumnya, Gugus Tugas Covid-19 (GTC-19) Provinsi Kepulauan Riau mengimbau Wali Kota Batam Muhamad Rudi dan pihak lainnya yang mengikuti berbagai kegiatan Gubernur Isdianto segera melakukan tes usap (swab) untuk memastikan apakah tertular Covid-19 atau tidak.
Humas GTC-19 Kepri Iskandar Zulkarnaen mengatakan imbauan tersebut merupakan strategi penanggulangan yang dikenal dengan istilah Active Case Finding atau upaya secara aktif menemukan kasus dan mengisolasi mereka.
“Kami mencermati situasi yang terjadi baru-baru ini. Ada kekeliruan, yang harus diluruskan untuk kepentingan yang lebih luas. Apa yang dikatakan Kadinkes Batam itu lebih pada pola Passive Case Finding. Provinsi melakukan yang sebaliknya, lebih agresif, yakni Active Case Finding,” ujarnya.
***
Editor: Candra Gunawan
Sumber: Kantor Berita Antara