Vaksin Sinovac Lemah? Jubir Vaksinasi Klarifikasi

105
0
Vaksinasi Tahap II
Ilustrasi. (F: Freepik)
DPRD Batam

Barakata.id- Beredar pemberitaan di media massa terkait WHO membandingkan10 vaksin Covid-19. Vaksin Sinovac disebut paling lemah dan Indonesia satu-satunya yang memesan vaksin Sinovac.

Pernyataan itu dibantah oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Dr dra Lucia Rizka Andalusia, M Pharm, Apt. Lucia menyebut, tak ada dokumen dan informasi resmi dari WHO yang membandungkan respin imunitas 10 kandidat vaksin. Demikian pula mengenai pernyataan WHO yang menyebut vaksin Sinovac paling rendah.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Baca Juga:
Di Jakarta, Tolak Vaksin Corona Didenda Rp5 Juta

“Sudah kami konfirmasikan kepada pihak WHO di Indonesia. Sampai saat ini belum ada pengumuman tingkat efikasi vaksin Sinovac baik dari pihak produsen maupun badan pengawas obat di negara tempat dilakukannya uji klinik,” kata Lusia, dikutip dari laman Covid-19.go.id, Selasa (22/12/20).

Lucia juga menegaskan, informasi hanya Indonesia yang memesan vaksin Sinovac juga tak tepat. Sejumlah negara lain juga memesan vaksin tersebut.

“Seperti Brazil, Turki, Chile, Singapura dan Filipina. Bahkan Mesir juga sedang negoisasi untuk bisa memproduksi vaksin Sinovac di Mesir,” kata Lucia.

Luci mengatakan, pemerintah telah berkomitmen untuk memastikan vaksinasi hanya dilakukan dengan vaksin yang aman, efektif dan bermutu.

Vaksin yang akan digunakan itu bahkan dikawal oleh BPOM bersama Komite Nasional Penilai Obat dan para ahli. Hal itu untuk memastikan vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk vaksinasi sesuai standar WHO.

Seperti diketahui, Sinovac merupakan satu dari enam vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia. Vaksin buatan perusahaan farmasi China ini sudah tiba di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis pada 6 Desember 2020 lalu.

Sebelumnya, Sinovac telah melakukan uji klinis fase ketiga di Indonesia. Uji klinis itu dilakukan di Bandung, Jawa Barat. Lebih dari 2.000 relawan yang mengikuti uji klinis dan mendapat suntikan vaksin tersebut.

Dilansir dari CNN Indonesia, vaksin Sinovac sempat menuai kritik dari tiga negara. Diantaranya dari Brasil, Filipina dan Kamboja. Di Brasil Sinovac telah melakukan uji klinis seperti yang dilakukan di Indonesia.

Otoritas kesehatan Brasil, Anvisa, pada Senin (14/12/20) menuduh Sinovac menggunakan kriteria yang “tidak transparan” untuk mendapatkan persetujuan atas penggunaan vaksin tersebut.

Baca Juga:
Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac, Harganya Kisaran Rp200 Ribu

Di Filipina, salah seorang senator menuduh pembelian vaksin Sinovac karena alasan politis bukan karena vaksin itu paling terbukti ampuh secara ilmiah.

Sementara di Kamboja, Perdana Menteri Hun Sen mengatakan negaranya belum akan menggunakan vaksin Sinovac jika belum mendapat sertifikasi dari WHO. Padahal Kamboja sudah sepakat dengan China untuk pengadaan vaksin tersebut.

Sejauh ini WHO memang belum menyetujui kandidat vaksin Covid-19 mana pun, termasuk Sinovac.

***

Editor: Asrul R