Barakata.id- Vaksin penangkal virus corona dari China sudah masuk ke Indonesia. Vaksin Covid-19 itu dibuat oleh Sinovac Biotech, China.
Saat ini vaksin tersebut sedang dalam proses uji klinis tahap ketiga di Bio Farma bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Setelah sebelumnya, di negara asalnya vaksin itu telah diuji klinis tahap 1 dan 2.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, harapannya setelah uji klinis dan dites, maka vaksin itu bisa diproduksi juga di Indonesia. Berdasarkan informasi yang didapatkannya, Arya menyebut vaksin Sinovac itu agak berbeda dengan vaksin yang lain.
Baca Juga:
Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Diprediksi Siap Pertengahan 2021
“Karena dia bisa untuk beberapa jenis virus corona yang berkembang. Jadi, dicoba di China juga, dan saat ini kita proses juga uji coba itu,” ujarnya, dikutip dari VIVA, Selasa (21/7/20).
Sebelumnya, dalam keterangan persnya, SInovac Biotech mengumumkan bahwa vaksin yang dikembangkan menunjukkan hasil positif pada uji klinis tahap 1 dan 2. Vaksin itu diklaim aman dan mampu memicu kekebalan. Vaksin itu juga menunjukkan potensi pertahanan diri melawan infeksi virus corona.
Uji klinis yang dilakukan di China melibatkan 743 relawan dengan rentang usia 18 tahun hingga 59 tahun.
Dilansir dari CNN Indonesia, vaksin asal China itu rencananya akan diuji klinis dengan disuntikkan kepada 1.620 relawan di Bandung.
Baca Juga:
Dexamethasone Bukan Penangkal Covid-19
“Perhitungannya, setelah 28 hari orang itu aka kebal terhadap penyakit. Tapi suntikannya harus dua kali, dilakukan tiap 14 hari sekali,” kata Ketua Tim Riset FK Unpad Kusnandi Rusmil.
Uji klinis di Bandung itu dijadwalkan mulai pada Agustus mendatang. Diperkirakan uji klinis berjalan selama enam bulan. Sehingga selesai pada Januari 2021 mendatang.
“Jika uji klinis tahap 3 lancar, Bio Farma akan memproduksinya pada kuartal I 2021 mendatang,” kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.
Induk holding BUMN farmasi itu juga sudah menyiapkan fasilitas produksinya dengan maksimal 250 juta dosis.
****
Editor: Asrul R